Remah Harian

YANG MAHAKUASA TELAH MELAKUKAN PERBUATAN-PERBUATAN BESAR

Pinterest LinkedIn Tumblr

Sabda Hidup

Rabu, 22 Desember 2021, Rabu Hari Biasa Khusus Advent
Bacaan: 1Sam. 1:24-28; MT 1Sam. 2:1,4-5,6-7,8abcd; Luk. 1:46-56

“Yang Mahakuasa telah melakukan perbuatan-perbuatan besar kepadaku.”

(Luk 1: 49)

Demikianlah nyanyian Maria saat ia mengunjungi Elisabeth. Inilah nyanyian mereka yang mempercayakan diri kepada Allah, terlebih mereka yang tidak mempunyai siapa-siapa di dunia ini untuk menyandarkan diri, nyanyian kawanan kecil Allah.

Maria menyanyikan madah itu karena rasa syukur dan sukacita bukan pada saat kenyamanan dan keamanan, justru pada saat ia mengalami ketidakpastian. Rencana perkawinannya dan kehormatannya dipertaruhkan menghadapi aib karena hamil di luar pernikahan. Betapa ia yang masih remaja mengalami peristiwa yang menggoncangkan hidupnya. Apa yang ditunjukkan oleh Maria dalam kidung magnificat adalah ketergantungan dan kepercayaannya yang luar biasa pada penyelenggaraan Allah.

 Magnificat Maria ini lebih dari sekadar kidung syukur, bagi kita, kidung ini merupakan sebuah “credo” yang mengulangi iman kita pada rencana ilahi. Ibadat sore pada Ibadat Harian (Brevir) memasukkan Kidung Maria ini untuk didaraskan setiap hari, sebagai pengingat untuk menegaskan kembali perhatian dan kasih Allah kepada “hamba-Nya yang hina dina”. Dibutuhkan kerendahan hati untuk berpasrah di hadapan Allah dan rencana-Nya untuk menyaksikan “perbuatan-perbuatan besar” yang dilakukan-Nya dalam hidup kita.

Kidung Maria menarasikan perbuatan-perbuatan besar Allah itu dari saat ke saat dan dengan sukacita mensyukurinya. “Ia memperlihatkan kuasa-Nya dengan perbuatan tangan-Nya dan mencerai-beraikan orang-orang yang congkak hatinya; Ia menurunkan orang-orang yang berkuasa dari takhtanya dan meninggikan orang-orang yang rendah; Ia melimpahkan segala yang baik kepada orang yang lapar, dan menyuruh orang yang kaya pergi dengan tangan hampa.” Kita turut menyanyikan ini sebab ini merupakan kesaksian hidup kita. Sering kali ketika kita kehilangan pekerjaan kita, atau ketika usaha kita gagal, saat kita tidak punya apa-apa, saat relasi kita berantakan, betapa mudahnya kita menyerah pada ketakutan dan putus asa. Sering kali kita seperti para murid yang berada di tengah laut, yang terjebak oleh badai, kita panik dan mudah menyerah.

Tetapi Sabda Yesus menghibur dan menguatkan kita: “Jangan takut. Aku ini,” (Mat 14: 27). Jangan biarkan kelemahan manusiawi kita mencampakkan kita pada keputusasaan, sebab, apapun yang kita alami, entah susah atau senang, baik atau buruk, kegagalan atau keberhasilan, kita tahu “Tuhan beserta kita” – Emmanuel. Kini giliran kitalah melantunkan Magnificat bersama Maria.

Author

Write A Comment