Remah Harian

WASPADALAH AGAR JANGAN DISESATKAN

Pinterest LinkedIn Tumblr

Sabda Hidup

Selasa, 23 November 2021, Selasa Pekan Biasa XXXIV
Bacaan: Dan. 2:31-45; MT Dan. 3:57-61; Luk. 21:5-11.

“Waspadalah, supaya kamu jangan disesatkan. Sebab banyak orang akan datang dengan memakai nama-Ku dan berkata: Akulah Dia, dan: Saatnya sudah dekat. Janganlah kamu mengikuti mereka. Dan apabila kamu mendengar tentang peperangan dan pemberontakan, janganlah kamu terkejut. Sebab semuanya itu harus terjadi dahulu, tetapi itu tidak berarti kesudahannya akan datang segera.”

(Luk 21: 8 – 9)

Banyak bagian Nubuat Daniel yang merupakan legenda. Nubuat Daniel berasal dari masa Antiochus Epiphanes (167 – 164 SM), meskipun penempatan waktu di dalamnya dikatakan dari masa Nebukadnezar. Daniel menafsirkan penglihatan yang dialami oleh Nebukadnezar sebagai kerajaan-kerajaan yang terbentang dari masa Nebukadnezar sendiri hingga masa Hellenistik: Babylon (emas), Medes (perak), Persia (tembaga) dan Hellenistik (besi). Kerajaan terakhir dibagi antara pemerintahan Ptolemies dan Seleucids. Yang disebut terakhir mengejar dan menganiaya orang-orang Yahudi pada masa buku ini ditulis. Batu yang terguling dari gunung adalah Kerajaan Mesianis; yang akan menyaksikan kerajaan-kerajaan lainnya runtuh dan akan menjadi satu-satunya kerajaan yang bertahan.

Dalam Injil, Yesus berbicara tentang peristiwa apokaliptik lainnya: runtuhnya bait suci dan datangnya Kerajaan Mesianis itu. Keruntuhan bait suci sudah terjadi ketika Injil Lukas ditulis. Yesus sendiri tidak menyebutkan waktunya kapan kesudahan atau akhir jaman akan terjadi. Akan terjadi perang dan bencana serta tanda-tanda langit sebelum masa kesudahan itu tiba. Pesannya jelas: waspadalah.

Masa-masa yang lebih baik akan tiba. Itulah pesan yang ingin disampaikan dalam bacaan-bacaan hari ini. Kita, orang-orang Kristen tak dapat hidup tanpa harapan. Alam semesta adalah milik Allah. Meski kita sering tidak sabar menantikan, kita percaya bahwa kata terakhir adalah milik-Nya. Kita sering diresahkan oleh timbulnya kejahatan yang sering memakan korban. Allah menganugerahi kita kehendak bebas. Akan tetapi ada risiko bahwa manusia menyalahgunakan kebebasannya. Akan tetapi Kitab Suci menyatakan dengan jelas bahwa akhir dari sejarah kita ada di tangan Allah. Allahlah yang berkuasa atas sejarah.

Sahabat-sahabat, baik bencana alam maupun bencana yang disebabkan oleh ulah manusia pasti akan datang dan menyebabkan banyak penderitaan. Yesus mengajarkan kita untuk tidak takut atau gentar karena Dia selalu bersama kita. Ada penebusan dan kedamaian, karena Yesus sendiri akan menderita dan mati, dan bangkit kembali. Ada banyak malapetaka yang terjadi sejak zaman Yesus seperti perang dunia, bencana alam seperti badai, gempa bumi, banjir dan pandemi. Akan tetapi Tuhan memakai semuanya itu untuk mengajar kita untuk kembali kepada-Nya, untuk lebih mengasihi Dia dan sesama, untuk memperhatikan kelestarian diri sendiri dan lingkungan kita, serta mengusahakan kebaikan bersama. Perang jelas merupakan ulah manusia atau disebabkan oleh keserakahan akan sumber daya dan kekayaan, keinginan untuk mendominasi budaya atau memaksakan ideologi. Bahkan pandemi Covid-19 ini mungkin mungkin saja disebabkan oleh ulah manusia. Cuaca yang tak teratur yang membawa bencana dihubungkan dengan pemanasan global, yang disebabkan oleh keinginan manusia untuk memproduksi ini dan itu secara lebih banyak.

“Waspadalah agar kamu tidak disesatkan,” sabda Yesus. Yesus mengundang kita untuk bertobat, mengubah hati, yang semula memprioritaskan keinginan duniawi, menjadi memprioritaskan Tuhan dan kasih-Nya. Jika hal ini kita tularkan, pasti kebaikan bersama terjamin. Dan dengan itu kita tak perlu takut menghadapi kesudahan entah akhir hidup kita masing-masing maupun akhir jaman.

Author

Write A Comment