Remah Harian

WASPADA DAN BERJAGA

Pinterest LinkedIn Tumblr

Sabda Hidup

Kamis, 26 Agustus 2021, Kamis Pekan Biasa XXI

“Berjaga-jagalah, sebab kamu tidak tahu pada hari mana Tuhanmu datang…. hendaklah kamu juga siap sedia, karena Anak Manusia datang pada saat yang tidak kamu duga.”

(Mat 24: 42, 44)

Tiga setan junior sedang menghadapi ujian akhir di hadapan penghulu setan. Keringat dingin mengalir deras kendati panasnya neraka. “Hanya satu pertanyaan untuk kalian,” kata si Penghulu Setan. “Apa yang akan kamu lakukan di dunia untuk mendapatkan jiwa-jiwa manusia bagiku?”

Setan junior pertama menjawab: “Akan aku katakan kepada manusia, Tuhan itu tidak ada.” “Tidak bagus! Tidak akan berhasil!” kata penghulu Setan. “Mereka dalam hatinya yang terdalam tahu bahwa Tuhan itu ada, apalagi ketika mereka mendekati ajal mereka!”

Setan junior kedua gemetar ketika ia mengatakan: “Akan saya katakan kepada manusia bahwa neraka itu tidak ada.” “Salah!” sergah si penghulu Setan. “Terlalu banyak dari mereka yang telah mengalami neraka dalam hidup mereka dan mereka tahu bahwa dosa akan mengantar mereka kepada penderitaan kekal!”

Setan junior ketiga sudah semakin takut melihat teman-temannya tidak lulus ujian. Tetapi rupanya ia lebih pandai dari teman-temannya. Ia menjawab: “Saya akan katakan kepada manusia, tidak perlu buru-buru untuk berubah. Selalu ada hari esok! Santai saja, sangat sayang apabila kenikmatan dilewatkan…” Mendengar hal itu penghulu Setan menjawab: “Mantaaap! Engkau lulus ujian. Engkau akan membawa banyak jiwa manusia kepadaku!”

Menjadi kecenderungan kita untuk menunda-nunda. Kata paling berbahaya adalah “besok”; banyak yang berpikir bahwa masih ada banyak waktu sehingga kita lalai.

Injil hari ini berbicara tentang kewaspadaan atau berjaga-jaga karena kita tidak tahu pada hari mana Tuhan datang. Berjaga-jaga dalam bahasa Yunani dalam Mat 24: 42 adalah γρηγορεῖτε (grēgoreite) yang secara harafiah berarti, “keep awake!” atau “tetap terjaga”.  Ini bukan sesuatu tindakan pasif, berhenti dari semua aktivitas yang biasa kemudian hanya berkonsentrasi menantikan yang akan datang. Berjaga-jaga berarti waspada dalam aktivitas yang biasa. Itu berarti berjaga dan menanti secara aktif kedatangan Tuhan. Menanti bukan berarti tidak buat apa-apa, melainkan tetap bertekun memaknai hidup yang dipercayakan Tuhan kepada kita. Untuk menerangkan hal itu Yesus memberikan perumpamaan tentang hamba yang setia dan yang tidak setia.

Seorang hamba dikatakan berbahagia bila melakukan tugasnya dengan penuh tanggung jawab. Hamba yang baik ialah pelayan yang selalu siap sedia menunaikan tugasnya bukan karena takut akan kemarahan tuannya, bukan karena ingin mendapatkan pujian, melainkan karena bertanggungjawab.

Marilah kita secara rohani tetap berjaga sehingga kita dapat mengetahui betapa singkatnya kehidupan ini yang dapat berakhir setiap saat. Jangan menunda untuk bertobat, jangan menunda untuk berbuat baik. Mari bertekun melaksanakan kewajiban Kristiani kita. Tuhan akan membantu kita tetap teguh dan tanpa cela karena Tuhan telah memanggil kita untuk melayani dengan cinta dan Dia akan membantu kita untuk setia.

Bacaan misa hari ini: 1 Tes 3: 7 – 13, Mat. 24:42-51

Author

Write A Comment