Seorang bapak mempunyai sebuah delman. Ia mempunyai penumpang tetap untuk di antar yaitu seorang muslim, seorang umat gereja Advent dan seorang umat Protestan. Setiap hari Jumat ia akan menjemput umat muslim itu dan mengantarnya ke masjid dan kemudian menjemputnya dan mengantarnya kembali ke rumah. Hari Sabtu ia mengantar dan menjemput umat Advent. Hari Minggu, tentu saja ia mengantar umat Protestan ke gereja dan menjemputnya kembali serta mengantar ke rumahnya.
Begitulah ritme teratur hidupnya. Pada suatu hari, setelah selesai mengantar umat Protestan ke gereja, ia hendak pergi ke rumahnya untuk sarapan. Tiba-tiba, persis di depan sebuah gereja, kudanya berhenti dan tidak mau berjalan sama sekali. Bapak itu marah dan mencambuki kudanya tetapi sama sekali kudanya tidak mau bergerak. Ketika kemarahannya memuncak, seakan-akan ia mendengar suara batinnya; seakan-akan kudanya itu berbicara: “Tuan, setiap hari Jumat kita ke mesjid, setiap Sabtu ke gereja Advent, tadi baru saja kita ke gereja Protestan, tetapi tuan tidak pernah turun. Apa sih agama tuan?” Ia tiba-tiba tersadar, ia adalah seorang Katolik. Begitu sibuknya ia sampai lupa mengisi hidupnya dengan hal-hal rohani, berdoa dan ke gereja….
“Hal Kerajaan Sorga seumpama seorang raja, yang mengadakan perjamuan kawin untuk anaknya. Ia menyuruh hamba-hambanya memanggil orang-orang yang telah diundang ke perjamuan kawin itu, tetapi orang-orang itu tidak mau datang. Ia menyuruh pula hamba-hamba lain, pesannya: Katakanlah kepada orang-orang yang diundang itu: Sesungguhnya hidangan, telah kusediakan, lembu-lembu jantan dan ternak piaraanku telah disembelih; semuanya telah tersedia, datanglah ke perjamuan kawin ini. Tetapi orang-orang yang diundang itu tidak mengindahkannya; ada yang pergi ke ladangnya, ada yang pergi mengurus usahanya…..” (Mat 22: 3 – 5).
Tuhan mengundang kita setiap saat untuk datang ke perjamuan rahmat-Nya. Dia sudah menyiapkan semuanya; tetapi terserah pada kita untuk menerima undangannya. Acap kali kita menolak dengan pelbagai alasan; di lain waktu kita menerimanya, tetapi dengan syarat atau bersungut-sungut; atau kita datang, tetapi tidak dengan pantas, tubuh kita berada di tempat tetapi hati dan pikiran kita entah ke mana…..
Perumpamaan dalam Injil hari ini adalah tentang prioritas-prioritas hidup kita dan yang menjadi prioritas pertama seharusnya adalah hubungan kita dengan Allah. Semoga kita tak pernah melupakannya, menanggapi undangan-Nya dengan penuh syukur.
Bacaan hari ini: Yeh. 36:23-28; Mat. 22:1-14.