Sabda Hidup
Senin 1 Maret 2021, Senin Pekan Prapaskah II
“Hendaklah kamu murah hati, sama seperti Bapamu adalah murah hati. Janganlah kamu menghakimi, maka kamupun tidak akan dihakimi. Dan janganlah kamu menghukum, maka kamupun tidak akan dihukum; ampunilah dan kamu akan diampuni. Berilah dan kamu akan diberi: suatu takaran yang baik, yang dipadatkan, yang digoncang dan yang tumpah ke luar akan dicurahkan ke dalam ribaanmu. Sebab ukuran yang kamu pakai untuk mengukur, akan diukurkan kepadamu,”
(Luk 6: 36 – 38)
Seorang ibu pernah berkata: “Kitorang, manusia ini, gudangnya kesalahan. Begitu bukan, Pastor?” Lalu ia bercerita: “Pace dan anak-anak itu selalu begini. Dorang selalu begitu…. bikin saya ini sangat kecewa.” Pendeknya, menurut ibu itu, suami dan anak-anaknya hidup tidak seperti yang ia inginkan. Sepanjang pembicaraan, semua berisi tentang kelemahan suami dan anak-anaknya. Belum lagi dia mengeluh tentang tetangganya yang begini dan begitu, semua tidak sesuai dengan keinginannya. Jadi, sepanjang percakapan, ia tidak pernah menceriterakan kelemahannya sendiri. Ia merasa bahwa ia adalah korban dari seisi keluarganya dan korban tetangga-tetangganya.
Barangkali apa yang dilakukan oleh ibu itu juga pernah kita lakukan. Memang, lebih mudah melihat kelemahan orang lain daripada kelemahan diri sendiri. Lebih mudah kita menghakimi orang lain. Sabda Tuhan dalam Injil hari ini menjadi peringatan bagi kita: “Sebab ukuran yang kamu pakai untuk mengukur, akan diukurkan kepadamu,” (Luk 6: 38 b). Jika demikian, masih beranikah kita menilai dan menyalahkan orang lain?
Sahabat-sahabat terkasih, masa Prapaskah adalah masa tobat, masa untuk mengubah diri kita. Masa untuk melihat kualitas-kualitas mana yang seharusnya ada di dalam diri kita, bukan kelemahan dan kesalahan orang lain. “Hendaklah kamu murah hati, sama seperti Bapamu adalah murah hati… jangan kamu menghakimi….. jangan kamu menghukum…. ampunilah maka kamu akan diampuni…. “
Menjadi murah hati seperti Bapa, bukan sekadar meniru atau mengimitasi, tetapi bahwa kemurahan hati, kerahiman, dan belas kasih Bapa menjadi sikap dasar kita. Cara Bapa memperlakukan kita mesti menjadi cara kita memperlakukan sesama. Ini bukan pilihan tetapi kewajiban kita sebagai pengikut Kristus. Ada begitu banyak orang yang membutuhkan cinta dan belas kasih Yesus dan sebagai murid-murid-Nya kita dipanggil untuk menjadi saksi hidup akan kasih dan belas kasih-Nya. Adalah tanggung jawab kita sebagai orang Kristen untuk menjadi gambar hidup Yesus.
Bacaan Misa hari ini: Dan. 9:4b-10; Mzm. 79:8,9,11,13; Luk. 6:36-38.