Remah Harian

TUNTUTAN KEMURIDAN

Pinterest LinkedIn Tumblr

Sabda Hidup

Rabu, 3 November 2021, Rabu Pekan Biasa XXXI
Bacaan: Rm. 13:8-10Mzm. 112:1-2,4-5,9Luk. 14:25-33

“Jikalau seorang datang kepada-Ku dan ia tidak membenci bapanya, ibunya, isterinya, anak-anaknya, saudara-saudaranya laki-laki atau perempuan, bahkan nyawanya sendiri, ia tidak dapat menjadi murid-Ku.”

(Luk 14: 26)

Yesus sedang mengadakan perjalanan terakhirnya ke Yerusalem, dan para rasul-Nya, dan juga orang banyak, berpikir bahwa Guru mereka akan menumbangkan kekuasaan penjajah Roma dengan kuasa mukjizat-Nya. Itulah sebabnya, orang banyak berbondong-bondong mengikuti-Nya. Pentinglah bagi Yesus untuk menjelaskan bagi mereka, apa tuntutan mengikuti Dia – tuntutuan kemuridan Kristiani.

Injil Lukas hari ini menantang kita untuk membuat komitmen total pada kehendak Allah dengan menempatkan Dia dalam hidup kita. Ia mengingatkan kita untuk menghitung apa yang harus dibayar untuk menjadi pengikut-Nya, sebab harganya tinggi. Kemuridan Kristiani menuntut untuk meninggalkan ikatan baik terhadap dunia maupun ikatan hati. Yesus menunjuk empat hal yang harus diperhatikan untuk menantang kemuridan Kristiani yang sejati: 1) kelekatan terhadap keluarga, 2) kelekatan terhadap harta milik, 3) konsekuensi yang berat dari kemuridan, bisa jadi tuntutannya adalah nyawa; dan 4) “biaya” yang harus dibayar. Menggunakan contoh pendirian menara di kebun anggur yang tidak terselesaikan karena kekurangan biaya, dan raja yang bodoh yang maju berperang tanpa memperhitungkan kekuatan musuh, Yesus mengingatkan mereka yang akan mengikuti-Nya untuk menghitung-hitung “biaya” dan konsekuensinya.

Apa warta Injil hari ini bagi hidup kita? Kita perlu menerima tantangan Yesus untuk memberikan diri kita secara total kepada-Nya dalam komitmen kita terhadap Kemuridan Kristiani yang sejati. “Agama yang tidak memberi, tidak menuntut apa-apa dan tidak menderita apa-apa, tak berharga sama sekali,” kata Martin Luther. Tantangan Yesus dapat diterima hanya jika, dengan rahmat Allah, kita melakukan penyangkalan diri dalam kehidupan sehari-hari. Kemuridan Kristiani yang sejati juga menuntut komitmen sejati baik terhadap tugas yang dipercayakan maupun tindakan kasih tanpa pamrih, rendah hati dan penuh pengorbanan yang diberikan kepada anak-anak Allah di sekitar kita. Itu hanya mungkin jika kita menyandarkan diri pada rahmat, pada kekuatan doa dan bimbingan Roh Kudus melalui doa, ekaristi, mempelajari Kitab Suci dengan tekun, pelayanan tanpa pamrih, persahabatan rohani dan memberikan waktu, bakat serta hal-hal yang lain untuk karya-karya Tuhan.

Author

Write A Comment