Sabda Hidup
Minggu, 9 Agustus 2020, Minggu Biasa XIX Tahun A
“Lalu Petrus berseru dan menjawab Dia: “Tuhan, apabila Engkau itu, suruhlah aku datang kepada-Mu berjalan di atas air.” Kata Yesus: “Datanglah!” Maka Petrus turun dari perahu dan berjalan di atas air mendapatkan Yesus. Tetapi ketika dirasanya tiupan angin, takutlah ia dan mulai tenggelam lalu berteriak: “Tuhan, tolonglah aku!” Segera Yesus mengulurkan tangan-Nya, memegang dia dan berkata: “Hai orang yang kurang percaya, mengapa engkau bimbang?” Lalu mereka naik ke perahu dan anginpun redalah.”
(Mat 14: 28 – 32).
Selama perhatian Petrus terpusat pada Tuhan, semuanya berjalan dengan baik. Tetapi segera sesudah ia melupakan Yesus dan takut akan tiupan angin, ia mulai tenggelam. Seperti itulah iman.
Mungkin kita akan berkata, “Yaahh… Petrus beruntung, sebab Yesus, yang selalu mengerjakan mukjizat ada di sana, dalam wujud darah dan daging yang kelihatan di depan mata, dapat disentuh. Bagaimana dengan kita yang hidup beribu-ribu tahun kemudian, celakalah kita!”
* * *
Tetapi ingat, Yesus juga bersabda kepada para murid-Nya: “Berbahagialah mereka yang tidak melihat (Aku) tetapi percaya!” (Yoh 20: 29).
Bagaimanapun juga, Tuhan menghendaki kita percaya kepada-Nya ketika gelombang mengancam iman kita. Itu dapat berupa kesulitan keuangan, penyakit yang mengancam nyawa kita, pandemi yang entah kapan berakhir, usaha yang berantakan karena dampak wabah, atau perlakuan yang tidak adil baik di rumah atau di tempat kerja…. dan seterusnya….
* * *
Apakah sikap kita ketika gelombang dan badai atau krisis melanda hidup kita? Apakah kita takut seperti Petrus dan berputus asa? Apakah kita tetap berpegang pada Tuhan meskipun tidak mengerti rencananya?
Satu hal lagi yang perlu kita ingat. Iman tidak sama dengan kabur dan melarikan diri dari kenyataan. Itu tidak berarti kita abai atau lari dari tanggungjawab kita kemudian berdoa kepada Tuhan untuk memecahkan masalah dan kesulitan kita, lalu kita tidak berusaha apa-apa.
Benar, kita harus mempunyai iman kepada Tuhan, tetapi kita juga harus percaya kepada diri kita sendiri dengan mengerjakan bagian kita. Ketika Tuhan memerintahkan kepada kita untuk melakukan sesuatu, Ia juga telah memberikan kekuatan yang kita perlukan.
* * *
“Tuhan membantu orang yang berusaha membantu dirinya sendiri,” kata orang bijak.
Dalam kata-kata St. Agustinus: “Berdoalah seakan-akan segalanya tergantung pada Allah, bekerjalah seakan-akan segalanya bergantung padamu.”
Bacaan Misa hari ini: 1Raj. 19:9a,11-13a; Mzm. 85:9ab-10,13-14; Rm. 9:1-5; Mat. 14:22-33.