Sabda Hidup
Selasa, 14 September 2021, Pesta Salib Suci
Bacaan misa hari ini: Bil. 21:4-9; Mzm. 78:1-2,34-35,36-37,38; Flp. 2:6-11; Yoh. 3:13-17.
“Begitu besar kasih Allah akan dunia ini, sehingga Ia telah mengaruniakan Anak-Nya yang tunggal, supaya setiap orang yang percaya kepada-Nya tidak binasa, melainkan beroleh hidup yang kekal.”
(Yoh 3:16)
Si Joni anak yang bandel bukan main (bukan saya lho….). Pokoknya, “kepala batu”. Karena kenakalannya itu, orang tuanya memindahkan sekolahnya dari sekolah negeri ke sekolah Katolik. “Supaya dia berubah,” pikir kedua orangtuanya.
Aneh bin ajaib, sehari sesudah masuk di sekolah Katolik dia berubah 180 derajat. Heran akan perubahannya yang tiba-tiba, ayahnya bertanya kepadanya, apa rahasia perubahannya.
“Waktu saya masuk ke sekolah itu,” kata si Joni, “tidak jauh dari gerbang, saya lihat sebuah kayu palang yang besar….dengan orang tergantung di kayu palang itu. Saya pikir, sekolah ini pasti tidak main-main. Kalau saya tidak serius, saya bisa digantung seperti orang itu!”
Si Joni yang bandel berubah karena melihat Yesus yang tergantung di salib, walau motivasi perubahannya tidak tepat. Cinta Allah juga tidak main-main. Apakah cinta Allah yang tidak main-main, yang nampak dalam diri Yesus yang tergantung di salib mengubah anda?
“Karena begitu besar kasih Allah akan dunia ini, sehingga Ia telah mengaruniakan Anak-Nya yang tunggal, supaya setiap orang yang percaya kepada-Nya tidak binasa, melainkan beroleh hidup yang kekal,” (Yoh 3:16).
Dan lagi, “kasih Allah telah dicurahkan di dalam hati kitaoleh Roh Kudus yang telah dikaruniakan kepada kita,” (Rom 5:5). Sudahkah kasih Allah itu memurnikan hati anda dan mengubah cara anda memperlakukan orang lain? Apakah anda membiarkan kasih Allah mengubah cara pikir anda? Apakah kasih Allah itu sudah membebaskan anda akan kelekatan terhadap dosa?
“Kami menyembah Dikau Ya Tuhan dan bersujud kepada-Mu, Sebab dengan salib suci-Mu Engkau telah menebus dunia.”
Permenungan dan sejarah Pesta Salib Suci: https://heypasjon.com/salib-suci/
