Bagaimana jika Yesus memutuskan untuk memasang Surat voice-mail? Bayangkan ketika anda berdoa dan mendengar: “Terima kasih telah menelepon Rumah Bapa. Silakan pilih salah satu pilihan berikut: Tekan 1 untuk permintaan; Tekan 2 untuk ucapan syukur; Tekan 3 untuk keluhan; Tekan 4 untuk semua pertanyaan lainnya.”
Apa yang akan terjadi dengan doa-doa kita?
Doa adalah tema dari Injil kita hari ini. Dan doa adalah karunia dari Tuhan. Ini bukan mesin atau rumus ajaib. Ini membutuhkan perjuangan di pihak kita, karena itu adalah tindakan cinta/kasih dan pemberian diri. Doa berfungsi jika kita bertekun dan membiarkan Tuhan bertindak. Terkadang kita tidak akan melihat efeknya. Terus mencari Tuhan dalam doa itu saja sudah menjadi buah doa yang terbaik.
Injil menyajikan kepada kita sebuah perumpamaan yang melibatkan dua orang: seorang hakim yang arogan dan tidak adil dan seorang janda yang rendah hati namun gigih. Hakim itu mengabaikannya pada awalnya, tetapi akhirnya memberikan keadilan padanya karena dia sangat gigih. Dia tidak akan menyerah dan dia tidak akan pergi dan akhirnya hakim itu menyerah dan datang untuknya. Yesus kemudian menyampaikan gagasan yang ingin disampaikannya-Nya. Dia mengatakan bahwa jika seorang hakim yang tidak adil memberi keadilan pada wanita ini, apalagi yang akan Tuhan berikan untuk orang-orang pilihannya? Apa yang Yesus katakan kepada kita tentang doa melalui perumpamaan Injil ini? Ada tiga hal:
Pertama, Dia memberi tahu kita bahwa Tuhan mendengar kita ketika kita berdoa. Tetapi tanggapan Tuhan terhadap doa kita barangkali tidak sesuai dengan agenda kita sendiri. Ini sering menjadi kesalahan kita dimana kita berpikir bahwa Tuhan harus bertindak kapan dan bagaimana sesuai dengan keinginan kita, yaitu, sesuai dengan agenda kita dan bukan kehendak-Nya. Kenyataannya adalah bahwa pandangan kita terbatas, terbatas dan tidak dapat melihat akhir yang akan terjadi. Jadi kita sering kali mengeluh, kita merasa frustrasi, dan mengatakan bahwa Tuhan tidak peduli kepada kita dan kita tidak hidup dengan iman. Tetapi kebenarannya adalah Tuhan memberi kita semua hal baik yang kita butuhkan. Yang diperlukan hanyalah bertekun dalam doa. Bertekun dalam doa, tidak berarti kita kurang dalam kerendahan hati. Kita perlu mengingat bahwa kita “berurusan” dengan Tuhan yang mencintai kita dan ingin memberi kita apa yang kita benar-benar butuhkan dan apa yang terbaik bagi kita. Ketika kita bertekun, kita harus melakukannya dengan cinta dan kerendahan hati.
Kedua, Dia memberi tahu kita bahwa semakin kita berdoa, semakin kita dekat kepada-Nya. Dan, ketika kita berdoa apa yang kita minta akan berangsur-angsur berubah. Maka perlulah kita menunggu dan bersabar. Pada akhirnya apa yang kita dapatkan adalah apa yang kita benar-benar butuhkan. Dan yang kita butuhkan adalah tentu sejajar dengan yang Tuhan kehendaki untuk kita.
Seberapa sering kita berdoa? Seberapa konsistenkah kita memohon? Apa yang kami minta? Apa yang sebenarnya kita inginkan? Apakah kita membedakan antara apa yang kita inginkan dan apa yang benar-benar kita butuhkan? Dan apakah kita benar-benar memiliki iman dan kepercayaan pada pemeliharaan penuh kasih dari Allah kita?
Ketiga, Dia menekankan “perlunya kita berdoa dengan tidak jemu-jemu.” Umumnya kita bermasalah dengan doa permohonan tetapi tidak ada masalah dengan doa pujian atau ucapan syukur. Kita tidak dapat mengatakan bahwa doa itu mengubah pikiran Tuhan, tetapi itu mengubah kita: ia menggerakkan kita untuk menyelaraskan diri dengan kehendak Allah yang penuh kasih bagi kita. Sama seperti Yesus memiliki hubungan yang sangat pribadi dan intim dengan Bapa-Nya, begitu juga dengan kita ketika kita selalu berdoa dengan tidak jemu-jemu. Tuhan sendiri bersabda: “Mintalah, maka akan diberikan kepadamu; carilah, maka kamu akan mendapat; ketoklah, maka pintu akan dibukakan bagimu,” (Luk 11: 9). St. Paulus juga mengatakan: “Tetaplah berdoa,” (1 Tes 5: 17). Ia juga berkata: “Bertekunlah dalam doa dan dalam pada itu berjaga-jagalah sambil mengucap syukur,” (Kol 4: 2).
Ada sebuah doa yang mengesan untuk saya, bunyinya adalah sebagai berikut:
Aku meminta kekuatan agar aku dapat meraih kejayaan;
tetapi aku dibuat-Nya lemah agar Aku dapat belajar taat dengan rendah hati.
Aku meminta kesehatan agar aku dapat melakukan hal-hal yang lebih besar;
tetapi aku dibuat-Nya ringkih agar aku dapat melakukan hal-hal yang lebih baik.
Aku meminta kekayaan agar aku bahagia;
tetapi aku diberi kemiskinan agar aku lebih bijaksana.
Aku meminta kekuatan agar Aku mendapatkan pujian;
tetapi aku diberi kelemahan agar aku lebih membutuhkan Tuhan.
Aku meminta semua hal agar Aku dapat menikmati hidup;
tetapi aku diberi-Nya hidup agar aku dapat menikmati semua hal.
Aku tidak mendapatkan apa yang aku minta,
tapi mendapatkan semuanya yang aku harapkan.
Hampir semua doa yang tak terucapkan terjawab;
Aku sungguh sangat terberkati.
Bacaan hari ini: 3Yoh. 5-8; Mzm. 112:1-2,3-4,5-6; Luk. 18:1-8.