Sabda Hidup
Kamis 17 Februari 2022, Kamis Pekan Biasa VI
Bacaan: Yak. 2:1-9; Mzm. 34:2-3,4-5,6-7; Mrk. 8:27-33.
“Kemudian Yesus beserta murid-murid-Nya berangkat ke kampung-kampung di sekitar Kaisarea Filipi. Di tengah jalan Ia bertanya kepada murid-murid-Nya, kata-Nya: “Kata orang, siapakah Aku ini?” Jawab mereka: “Ada yang mengatakan: Yohanes Pembaptis, ada juga yang mengatakan: Elia, ada pula yang mengatakan: seorang dari para nabi.” Ia bertanya kepada mereka: “Tetapi apa katamu, siapakah Aku ini?” Maka jawab Petrus: “Engkau adalah Mesias!”
(Mrk 8: 27 – 29)
Bacaan Injil hari ini adalah yang pertama dari tiga pernyataan Yesus tentang sengsara, wafat dan kebangkitan-Nya. Perikope ini terdiri dari dua bagian, pertama, pengakuan Petrus dan kedua, “ramalan” atau nubuat Yesus tentang Sengsara dan wafat-Nya.
Perikope Injil hari ini menerangkan dasar iman kita yakni penerimaan Yesus sebagai Kristus, Tuhan dan Juruselamat kita. Injil juga mengatakan kepada kita bahwa Kristus menjadi Juruselamat kita dengan sengsara, wafat dan Kebangkitan-Nya. Pengakuan Petrus yang terkenal ini mengambil tempat di Kaisarea Filipi, sekarang tempat itu disebut Banias, duapuluh lima mil arah timur laut dari Danau Galilea, di bagian timur laut Israel yang disebut dataran tinggi Golan, di kaki gunung Hermon. [Kaisarea Filipi juga merupakan tanda pengingat akan sumber hidup, sebab tempat itu terkenal dengan mata airnya. Itu juga menjadi tempat di mana Yesus berkata kepada Petrus, “… di atas batu karang ini Aku akan mendirikan Gereja-Ku].
Yesus menyadari, jika murid-murid-Nya tidak mengetahu siapa Dia sesungguhnya, maka seluruh pelayanan-Nya, sengsara dan wafat-Nya tidak berguna sama sekali. Maka Ia memutuskan untuk bertanya kepada murid-murid-Nya dalam dua bagian. Pertama, “Apa pendapat publik tentang Aku?” dan kedua, “Apa pendapat pribadimu tentang Aku?” Jawaban mereka terhadap pertanyaan pertama adalah, “Ada yang mengatakan: Yohanes Pembaptis, ada juga yang mengatakan: Elia, ada pula yang mengatakan: seorang dari para nabi,” (Mrk 8: 28). Terhadap pertanyaan kedua, Petrus mengambil inisiatif, “Engkau adalah Mesias!” (Mrk 8: 29). Yesus menegaskan bahwa jawaban Petrus merupakan pewahyuan dari Allah. “Berbahagialah engkau Simon bin Yunus sebab bukan manusia yang menyatakan itu kepadamu, melainkan Bapa-Ku yang di sorga.” (Mat 16: 17). Tetapi sulitlah bagi Petrus uintuk menerima ramalan Yesus bahwa Ia akan menjadi Sang Mesias dengan menderita dan wafat. Ketika ia hendak protes terhadap Gurunya, Yesus dengan keras menegur Petrus dengan mengatakan bahwa apa yang ia pikirkan adalah godaan iblis.
Sahabat-sahabat terkasih, Tuhan juga bertanya kepada kita masing-masing secara pribadi dengan pertanyaan yang sama: “Menurut kamu, siapakah Aku ini?” Ini adalah sebuah pertanyaan pribadi dan karenanya, ini menuntut jawaban pribadi pula. Memang benar bahwa kita telah membaca dan mendengar banyak hal tentang Yesus. Bahwa Dia adalah: Anak Allah, tidak berdosa, mengampuni dosa, pembuat mukjizat, seorang guru, tabib, seorang pengkhotbah, seorang nabi. “Tetapi apa katamu, Siapakah AKU ini?”
Apakah gambaran kita tentang Yesus menggerakkan dan mengilhami kita untuk lebih mengasihi Dia? Mari kita bukan hanya mengenal Dia, tetapi “mengalami” Dia sebagai Juruselamat kita masing-masing, dengan mendengarkan-Nya melalui doa, membaca Kitab Suci, dengan berbicara dengan-Nya dalam doa pribadi maupun bersama keluarga, dengan mempersemnbahkan hidup kita saat kita menghadiri Misa, dengan berrekonsiliasi dengan-Nya setiap kali kita memohjon pengampunan-Nya atas dosa-dosa kita dan saat kita menerima sakramen pengampunan.
Langkah selanjutnya adalah berusaha semakin menyerupai Dia dalam cara-Nya hidup, cara-Nya mencintai dan mengampuni, dan cara-Nya membaktikan hidup bersama orang lain.
Semoga kita semakin mengenal dan menyerupai Dia.