Remah Harian

TERLALU SIBUK

Pinterest LinkedIn Tumblr

Sabda Hidup

Selasa 6 Oktober 2020, Selasa Pekan Biasa XXVII

“Marta, Marta, engkau kuatir dan menyusahkan diri dengan banyak perkara, tetapi hanya satu saja yang perlu: Maria telah memilih bagian yang terbaik, yang tidak akan diambil dari padanya.”

(Luk 10: 41 – 42).

Perikope Injil hari ini berkisah tentang dua saudari Lazarus yang dibangkitkan Yesus dari mati. Nampaknya masing-masing mempunyai perbedaan yang nyata. Marta menerima tanggungjawab untuk mengurus rumah, agar semua dapat berjalan dengan baik, makanan disiapkan dengan baik dan siapa saja yang datang berkunjung ke rumah mereka dilayani dengan baik. Di lain pihak, Maria nampaknya tidak terlalu “pusing” dengan urusan rumah dan nampak seperti tidak terlalu antusias memenuhi tanggungjawab sehari-hari. Akan tetapi ketika Yesus datang berkunjung ke rumah mereka, Martha sibuk mempersiapkan makanan di dapur hingga ia tidak mempunyai duduk untuk mendengarkan Dia. Dan Mari duduk di dekat kaki Yesus. Pada masa itu “duduk di dekat kaki Guru” sama dengan menjadi murid-Nya. Itu adala tempat bagi para pria dan bukan untuk wanita. Marta tahu akan hal itu. Itulah sebabnya ia merasa “terganggu” dengan sikap saudarinya. Marta mengikuti praktek yang biasa bahwa perannya adalah memperhatikan kesejahteraan rumah dan melayani Guru dan tidak duduk dekat kaki-Nya. Tentu ia melakukan perannya itu dengan kasih.

Yesus menegur Marta bukan karena ia sibuk melayani, tetapi karena sikapnya. Ia berkata: “Marta, Marta, engkau kuatir dan menyusahkan diri dengan banyak perkara, tetapi hanya satu saja yang perlu: Maria telah memilih bagian yang terbaik, yang tidak akan diambil dari padanya.” (Luk 10: 41 – 42). Jadi masalahnya bukan soal ia melayani tetapi karena ia mengeluh dan merasa kasihan terhadap diri sendiri. Ia begitu tenggelam dalam aktivitas hingga ia tidak melihat apa yang sebenarnya penting sebagai murid-Nya, yaitu memberi waktu dekat kaki Sang Penyelamat, menghormati dan melayani Dia.

Apa sikap kita saat kita melayani Tuhan? Mungkin kita abai. Itu karena kita tidak punya waktu untuk tenang dan mendengar Tuhan serta sangat sibuk melakukan pekerjaan kita serta memenuhi segala tanggungjawab kita dalam pekerjaan kita. Sejujurnya, Tuhan membantu kita menyelesaikan pekerjaan kita. Apa yang sesungguhnya Ia inginkan dari kita para pengikut-Nya adalah menyediakan waktu untuk-Nya.

Semoga segala yang kita lakukan, hanya bagi kemuliaan-Nya. “Don’t get so busy doing that you have no time for being.”

Bacaan Misa hari ini: Gal. 1:13-24Mzm. 139:1-3,13-14ab,14c-15Luk. 10:38-42.

Author

Write A Comment