Remah Harian

Tebarkan Jala

Pinterest LinkedIn Tumblr

Mencari ikan adalah pekerjaannya. Bayangkan, tiba-tiba saja begitu banyak yang didapatkannya, jauh lebih banyak dari sebelumnya. Jalanya hampir koyak. Kalau dijual, tentu menghasilkan uang lebih banyak. Untung Simon bukan orang yang oportunis atau mata duitan. Kalau saja, Simon adalah seorang yang mata duitan, tentu dia melihat peluang yang bagus. Yesus bisa diajak cari ikan lagi. Atau diajak untuk join mendirikan usaha perikanan……

Tetapi Lukas mengejutkan kita. Bukannya mengundang Yesus untuk join dalam bisnis perikanan, Simon dan teman-temannya justru “meninggalkan segala sesuatu, lalu mengikut Yesus,” (Luk 5: 11). Ending yang tak terduga…

Melalui tanda itu Yesus menyatakan diri-Nya, siapa Dia sebenarnya. Mujizat itu menyatakan kemurahan hati Allah yang tak terpikirkan. Dan disentuh oleh kemurahan hati seperti itu, bagaimana mungkin Simon tidak menanggapinya dengan murah hati juga? Ia mengambil risiko dengan meninggalkan segala-galanya. Seorang nelayan, meninggalkan perahu dan jala, meninggalkan penghidupannya, untuk mengikuti seorang Tukang Kayu. Sebenarnya, setiap keputusan mengandung risiko. Setiap panggilan mengandung risiko. Tapi tanpa keberanian mengambil risiko, hidup akan menjadi sebuah rutinitas yang membosankan.

Sejak kita dibaptis, Tuhan memanggil kita untuk menjadi rekan kerja-Nya, menjadi misionaris. Keluarga kita, tempat kita bekerja, lingkungan sekitar kita adalah laut di mana Tuhan memanggil kita untuk menebarkan jala dan “menangkap” manusia untuk dibawa kepada-Nya. Sebagai orang-orang Kristen, kita tidak dapat hanya menjadi konsumen, sekedar menjadi penikmat apa yang diberikan Gereja. Anda takut? Merasa tidak pantas? Tak masalah, anda bersama dengan Simon, dan Yesus berkata: “Jangan takut!”

Bacaan Misa hari ini: Kol. 1:9-14Mzm. 98:2-3ab,3cd-4,5-6Luk. 5:1-11.

Author

Write A Comment