Sabda Hidup
Rabu 15 Desember 2021, Rabu Pekan Advent III
Bacaan: Yes. 45:6b-8,18,21b-25; Mzm. 85:9ab-10,11-12,13-14; Luk. 7:19-23.
“Pergilah, dan katakanlah kepada Yohanes apa yang kamu lihat dan kamu dengar: Orang buta melihat, orang lumpuh berjalan, orang kusta menjadi tahir, orang tuli mendengar, orang mati dibangkitkan dan kepada orang miskin diberitakan kabar baik.”
(Luk 7: 22)
Yohanes ragu-ragu tentang identitas Sang Mesias. Ketika ia berkotbah di padang gurun dan membaptis orang, ia telah menubuatkan kedatangan Mesias, tetapi rupanya ia membayangkan seorang Mesias yang berbeda. Sekarang ketika ia di penjara, ia mendengar cerita yang berbeda – Yesus yang bergaul dengan para pemungut cukai dan para pelacur – itu seharusnya tidak dilakukan oleh seorang Mesias. Bukankah Sang Mesias akan menumbangkan kekuasaan Romawi dan memberikan kemerdekaan kepada Israel?
Lalu, di mana balatentaranya? Di mana alat penampi, kapak yang tersedia di akar pohon, dan api dari surga seperti yang diharapkan oleh Yohanes (Mat 3: 10 – 12). Mungkin, dia mulai bertanya-tanya apakah Yesus sungguh Mesias yang dinantikan. Ada pula mesias-mesias palsu sebelumnya.
Yesus menjawab keraguannya dengan apa yang menyatakan misi-Nya: orang buta melihat, orang tuli mendengar, orang kusta ditahirkan, orang lumpuh berjalan, orang mati dibangkitkan dan kabar baik diwartakan kepada orang-orang miskin. Dan itu persis merupakan misi dari sang Mesias. Itulah tanda kehadiran sang Juruselamat seperti dinubuatkan oleh Yesaya. Itulah tanda kehadiran Allah di dunia.
Sekarang ini, menjadi tugas dan tanggungjawab Gereja – tanggungjawab kita masing-masing – membuat agar kehadiran sang juruselamat itu nyata dan dirasakan dalam dunia. Misi Yesus membebaskan yang lumpuh, tuli, buta, miskin dan tersingkir tetap harus dilaksanakan. Dalam persiapan akan perayaan kedatangan Tuhan ini kita diingatkan akan tanggungjawab kita untuk menjadi tanda kehadiran-Nya di rumah-rumah kita, dalam hidup bersama dengan sesama, dalam Gereja.
Yesus mengutus kita untuk menyembuhkan: agar hidup kita menginspirasi mereka yang lumpuh dan dan tak mampu melangkah mendekatkan diri pada Tuhan dan sesama. Agar mereka yang tuli pada sabda Tuhan dapat mendengar dan menemukan sukacita Kabar Baik melalui setiap perkataan yang keluar dari mulut kita dan mereka dituntun menuju kebenaran. Agar siapa saja yang malu karena kusta dosa-dosa yang membuat mereka menjauhkan diri dari Allah dan sesama ditahirkan dan merasa percaya diri kembali. Agar siapa saja yang terlibat dalam kekerasan diubah menjadi pencinta damai, kasih dan kehidupan. Agar siapa saja yang putus asa dan kehilangan harapan mulai mendengar kabar baik.
Yohanes merasa ragu-ragu seperti kita juga ragu-ragu. Apa yang kita buat saat kita dilanda keraguan? Sering kali, ketika kita ragu, kita berhentu membaca Kitan Suci, kita tidak berdoa lagi. Tetapi itu tidak terjadi pada Yohanes. Ketika ia mulai merasa ragu, ketika imannya mulai goyah, ia mencari Yesus untuk menemukan jawaban. Ketika kita ragu, carilah di mana terang berada. Jangan tinggalkan Allah dan Sabda-Nya dalam Kitab Suci.