Sabda Hidup
Kamis, 3 Juni 2021, Peringatan wajib St. Karolus Lwanga dkk
Bukan karena kurangnya pengetahuan orang sering gagal melakukan apa yang benar. Pengetahuan tidak ada artinya jika tidak digunakan. Inilah yang ingin disampaikan oleh Yesus kepada ahli Taurat yang mendekatinya dan bertanya, manakah hukum yang paling utama. Orang-orang Farisi bangga akan diri mereka karena pengetahuan mereka akan hukum dan tuntutan agama. Sepanjang hidup mereka mempelajari 613 perintah Perjanjian Lama bersama dengan komentar-komentarnya. Yesus tidak melihat maksud jahat dalam diri orang yang bertanya tersebut. Ia memandang bahwa pertanyaan orang itu tulus dan pantas untuk mendapat jawaban lansung dengan penjabarannya. Yesus mengejutkan para pendengarnya dengan kesederhanaan dan penguasaannya yang mendalam atas hukum Allah dan tujuannya. Menggali jauh ke dalam perintah, hukum, dan peraturan Perjanjian Lama, Yesus menunjukkan KASIH sebagai dasar dari setiap hukum yang sah. Semua hukum harus muncul dari dan mengarah pada kasih agar menjadi sah dan otentik. Sayangnya, ini tidak terjadi dalam banyak kasus. Sebagian besar hukum kita muncul dari, dan dimaksudkan untuk mempromosikan dan menimbulkan rasa takut. Hukum demikian secara radikal cacat dan berbahaya. Murid-murid Yesus yang sejati tidak boleh diperintah oleh rasa takut tetapi oleh cinta dan belas kasih Allah.
Yang Tuhan kehendaki dari kita adalah mengasihi seperti Ia mengasihi. St Yohanes dengan jelas mengatakan: “Barangsiapa tidak mengasihi, ia tidak mengenal Allah, sebab Allah adalah kasih” (1 Yoh 4: 8). Allah adalah kasih dan apa saja yang Ia lakukan mengalir dari kasih-Nya bagi kita. Ia lebih dulu mengasihikita (1 Yoh 4: 19) dan kasih kita kepada-Nya adalah tanggapan kita terhadap rahmat dan kebaikannya yang melimpah ruah bagi kita. Kasih kepada Allah ada lebih dahulu dan kasih kepada sesama didasarkan dengan teguh pada kasih kepada Allah. Semakin kita mengenal Allah semakin kita mengasihi-Nya dan semakin kita mengasihi-Nya semakin kita mengasihi sesama. St Paulus berkata: “Pengharapan tidak mengecewakan, karena kasih Allah telah dicurahkan di dalam hati kita oleh Roh Kudus yang telah dikaruniakan kepada kita,” (Rom 5: 5).
St. Karolus Lwanga dkk yang kita peringati hari ini rela menjadi martir karena cinta mereka yang total pada Kristus. Bagi mereka Kristus adalah segala-galanya. Mereka seperti Rasul Paulus yang memiliki prinsip iman yang tak tergoyahkan, “Bagiku hidup adalah Kristus dan mati adalah keuntungan” (Flp.1:21).
Semoga kita tidak hanya tahu tentang hukum yang terutama tetapi mempraktekkannya. “To love others as God loves you, that is the measure of success,” kata Ibu Teresa dari Calcutta. Semoga kita tidak hanya “tidak jauh dari Kerajaan Allah!” tetapi mewujudkannya di tengah-tengah kita.
Bacaan hari ini: Tob. 6:10-11; 7:1,6,8-13; 8:1,5-9a; Mzm. 128:1-2,3,4-5; Mrk. 12:28b-34.