Remah Harian

SYUKUR ADALAH KEKUDUSAN

Pinterest LinkedIn Tumblr

Sabda Hidup

Rabu, 15 November 2023, Rabu Pekan Biasa XXXII
Bacaan: Keb. 6:1-11Mzm. 82:3-4,6-7Luk. 17:11-19

(Luk 17: 15 – 16)

Yesus memberikan pelajaran tentang ucapan syukur hari ini. Hal ini jarang terjadi. Alasannya jelas; Dia tidak membutuhkan ucapan terima kasih kita. Dia menyembuhkan tanpa syarat dan bukan untuk diakui. Dia melakukannya sebagai pelayanan dan kasih yang murni. Dia melakukannya untuk menyelamatkan.

Tuhan tentu tidak seperti kita yang mengharapkan penghargaan, pujian atau ucapan terima kasih. Allah adalah Allah. Ia adalah sempurna. Tetapi mengapa Yesus dalam Injil kita hari ini, bertanya tentang sembilan orang lainnya ketika salah satu dari mereka kembali untuk mengucap syukur? Yesus menambahkan sedikit “drama” dalam kisah ini dengan mengenali orang yang kembali itu sebagai orang Samaria, orang asing, yang bukan anggota umat pilihan. Ini merupakan penghinaan bagi orang Yahudi. Orang kusta dari Samaria menerima rahmat kesembuhan secara lebih baik daripada orang kusta lainnya yang adalah orang Yahudi!

Mengapa kita perlu bersyukur? Karena dengan bersyukur, kita akan menjadi anak-anak Allah yang lebih baik. Ketika kita bersyukur kepada Allah, kita menyadari ketergantungan kita kepada-Nya. Kita tidak dapat hidup tanpa Dia. Dalam prosesnya, kita memperkaya diri kita dengan kasih karunia Allah. Bersyukur berarti mengosongkan diri kita sendiri dan membiarkan Tuhan memnuhi kita dengan Roh-Nya. Bersyukur adalah kekudusan.

Yesus mendorong kita untuk bersyukur kepada Tuhan – bukan untuk alasan egoistis dari pihak Tuhan, tetapi untuk kemajuan rohani kita yang terus menerus menuju kepenuhan hidup. Ketika kita bersyukur, kita membuka diri kita untuk menerima lebih banyak kasih karunia. Orang kusta yang kembali menerima lebih banyak rahmat. Yesus mengenali imannya, yang memberi jalan bagi penerimaannya akan keselamatan. Dengan demikian, rasa syukur bukan hanya sebuah tindakan kekudusan tetapi juga sebuah pembuka jalan bagi keselamatan.

Saat kita bangun di pagi hari dan mengalami hari yang baru sudah merupakan berkat yang luar biasa. Ada begitu banyak hal dalam hidup ini yang patut kita syukuri. Bahkan masa-masa sulit dan penuh tantangan merupakan kesempatan untuk bersyukur kepada Tuhan jika kita mau melihatnya secara positig. Kita diciptakan untuk mengucap syukur. Keberadaan kita adalah untuk mengucap syukur. Bukanlah suatu kebetulan bahwa perayaan utama umat Kristiani adalah Ekaristi yang berarti “ucapan syukur”. Allah bermaksud agar kita selalu mengucap syukur. Kepada-Nya, ya, tetapi untuk keselamatan kita sendiri!

Kapan terakhir kali Anda bersyukur kepada Tuhan atas berkat-berkat yang Anda terima dan atas segala sesuatu yang Anda miliki dalam hidup Anda?

Tuhan Yesus, sepanjang hidup tidak akan cukup bagiku untuk berterima kasih kepada-Mu atas segala sesuatu yang ada dalam hidupku – berkat, anugerah, cobaan, sesama. Terima kasih Tuhan untuk semuanya!

Author

Write A Comment