Remah Harian

SUPPORTIVE FAMILY

Pinterest LinkedIn Tumblr

Sabda Hidup

Selasa, 22 September 2020, Selasa Pekan Biasa XXV

“Ibu dan saudara-saudara Yesus datang kepada-Nya, tetapi mereka tidak dapat mencapai Dia karena orang banyak. Orang memberitahukan kepada-Nya: “Ibu-Mu dan saudara-saudara-Mu ada di luar dan ingin bertemu dengan Engkau.” Tetapi Ia menjawab mereka: “Ibu-Ku dan saudara-saudara-Ku ialah mereka, yang mendengarkan firman Allah dan melakukannya.”

Luk 8: 19 – 21.

Perikope Injil tentang Ibu dan saudara-saudara Yesus mencari-Nya dan ingin bertemu dengan-Nya sering mengundang tanya. Pertama, kata ‘saudara-saudara’ tidak selalu berarti bahwa Yesus mempunyai saudara atau saudari kandung dan juga tidak bertentangan dengan iman Katolik bahwa Maria tetap perawan. Dalam budaya Yesus masa itu, dan juga budaya kita, ‘saudara-saudara’, sering berarti sepupu, cucu bersaudara, buyut bersaudara, saudara jauh. Kedua, kata-kata Yesus dalam perikope ini tidak berarti bahwa Yesus ‘mengabaikan’ atau tidak mengakui keluarganya. Apa yang dilakukannya lebih ingin menunjukkan bahwa Ia lebih menghargai hubungan dalam iman daripada hubungan darah dan daging. Ciri khas relasi kekeluargaan-Nya adalah mendengarkan dan melaksanakan Firman Allah. Dengan demikian saya dan anda pun dapat menjadi saudara-saudari-Nya.

Masih ada satu poin yang dapat direnungkan di sini. Saya berpikir bahwa jika Yesus sungguh-sungguh manusia, tentu Ia tahu bahwa seorang ibu bagaimanapun adalah seorang ibu. Pasti ada emosi, perasaan yang terluka ketika seorang ibu dikesampingkan. Sama juga seperti di masa sekarang, ketika seorang ibu ingin menemui anaknya dan anaknya bilang: “Sorry, Ma… aku lagi sibuk!” Saya rasa secara manusiawi Bunda Maria juga “terluka”.

Jauh melampaui permenungan teologis, episode Injil ini juga mempunyai sisi manusiawi praktis. Pelayanan publik Yesus selama tiga tahun yang penuh tegangan itu tentu mendapat dukungan dan pengertian dari keluarga. Mungkin mereka juga tidak sepenuhnya mengerti apa yang dilakukan oleh Yesus. Maria sendiri bertanya, dalam peristiwa kehilangan Puteranya dan kemudian menemukan-Nya kembali di Bait Allah: “Nak, mengapakah Engkau berbuat demikian terhadap kami? Bapa-Mu  dan aku dengan cemas mencari Engkau,” (Luk 2: 48). Pasti ada juga saat-saat lain mereka bertanya-tanya. Walau demikian, mereka tentu mendukung dan mengerti Yesus.

Di masa kini pun, di belakang setiap imam, pastor, pelayan yang baik, pasti ada keluarga yang mendukungnya dengan benar.

Bacaan Misa hari ini: Ams. 21:1-6,10-13Mzm. 119:1,27,30,34,35,44Luk. 8:19-21.

Author

Write A Comment