Sabda Hidup
Kamis, 6 Mei 2021, Kamis Pekan Paskah V
Perjanjian Baru menampilkan Yesus sebagai Musa baru. Musa, pemimpin besar umat Yahudi, mengakhiri tugasnya dengan menyerukan kepada umat tentang pentingnya Hukum (Ulangan 32: 45 – 47). Musa mengatakan bahwa barangsiapa melaksanakan hukum akan diganjar kehidupan – umur panjang. Dalam Injil kita hari ini, dalam kata-kata perpisahan-Nya Yesus mengajarkan perintah baru: Kasih. Seperti Musa, ia juga menjanjikan ganjaran bagi mereka yang melaksanakan perintah-Nya: sukacita yang penuh. “Semuanya itu Kukatakan kepadamu, supaya sukacita-Ku ada di dalam kamu dan sukacitamu menjadi penuh,” (Yoh 15: 11).
Ada macam-macam istilah untuk kebahagiaan. Kebahagiaan sendiri adalah satu istilah umum. Senang mencakup rasa puas yang lebih bersifat emosional. Gembira, di lain pihak mengungkapkan rasa bahagia yang sering diekspresikan dengan hidup-hidup. Sukacita mengacu pada sesuatu yang dalam. Itu adalah kebahagiaan yang dihasilkan oleh kedamaian dan kepuasan hati. Kedamaian hati dan ketenangan itu mengalir dari suatu rasa kepastian moral.
Tuhan akan menganugerahkan sukacita. Sukacita yang dalam – sukacita yang timbul bukan dari sebab-sebab superfisial atau dangkal saja. Sukacita dalam kebenaran. Sukacita karena tinggal dalam kasih-Nya, karena kita menuruti perintah-Nya.
Bacaan hari ini: Kis. 15:7-21; Mzm. 96:1-2a,2b-3,10; Yoh. 15:9-11.