Remah Harian

So Makan Kah?

Pinterest LinkedIn Tumblr

Teman-teman semua, apa kabar? “Apa kabar?” menjadi sapaan kita bertemu satu sama lain. Ketika saya di Philippines, selain orang menyapa dengan “Komusta?” di antara orang-orang dekat, pertanyaan “Kumain kana ba?” (Kamu sudah makan?) adalah pertanyaan yang biasa. Kemarin saya juga membaca sebuah artikel yang mengatakan bahwa ketika berkumpul satu sama lain sehari-hari orang-orang Tionghoa juga tidak menyapa satu sama lain “Ni hao ma?” tetapi “Ni chi guo le ma?” (Apakah kamu sudah makan? Have you had your meal?). Please CMIIW – correct me if I’m wrong. Pada masa dulu-dulu, jaman nenek moyang, makanan yang cukup susah didapat sehingga soal sudah atau belum makan menjadi hal yang penting. Ketika kita kedatangan tamu, menjamu mereka dengan makanan juga menjadi bagian dari hospitalitas kita. Walaupun di meja terhidang macam-macam makanan, saudara-saudara yang di Manado biasa mengatakan: “Adoh Pastor… kasiang… nyanda ada ikang….” Memang, karena di meja ada ikang babi, ikang ayam, ikang paniki, ikang peret, dsb… hahaha.

Tentu semua itu karena kita punya perhatian bagi kesejahteraan sesama. Makanan adalah hal yang sangat penting, sebab tanpa makanan kita mati. Allah menciptakan kita secara alami membutuhkan makanan agar tetap hidup. Itulah sebabnya bahwa bagian dari ciptaan itu adalah makanan bagi agar kita tetap ada.

Dalam Injil hari ini, setelah tiga hari orang banyak mengikuti Yesus untuk mendengarkan Sabda dan disembuhkan, Yesus juga mempunyai perhatian akan kesejahteraan mereka. “Hati-Ku tergerak oleh belas kasihan kepada orang banyak itu. Sudah tiga hari mereka mengikuti Aku dan mereka tidak mempunyai makanan. Aku tidak mau menyuruh mereka pulang dengan lapar, nanti mereka pingsan di jalan,” (Mat 15: 32).

Tetapi ironisnya, masih banyak orang yang mati karena kelaparan. Ketika di belahan bumi yang lain orang-orang sibuk diet karena overweight, karena terlalu banyak makanan yang supersize, di belahan bumi yang lain orang mati karena tidak makan. Di antara sampah-sampah yang menumpuk setiap hari adalah makanan yang dibuang. Paus Fransiskus sendiri mengatakan: “Membuang makanan itu sama dengan mencuri dari orang-orang miskin.”

Advent adalah persiapan bagi kedatangan Tuhan dan dapat dirayakan setiap hari dalam mata iman dan hati penuh kasih. Tidakkah kita takjub setiap kali kita bangun kita masih hidup? Apakah kita bersyukur bahwa masih ada makanan tersaji bagi kita, sedangkan di banyak tempat lain saudara-saudari kita tidak mempunyai makanan? Kita mesti belajar murah hati agar semakin terberkati.

Bacaan Misa hari ini: Yes. 25:6-10aMzm. 23:1-3a,3b-4,5,6Mat. 15:29-37

Semoga kita semakin terberkati, karena kita semakin murah hati.

Author

Write A Comment