Remah Mingguan

SLOW DOWN

Pinterest LinkedIn Tumblr

Sabda Hidup

Minggu, 18 Juli 2021, Minggu Biasa XVI Tahun B

“Marilah ke tempat yang sunyi, supaya kita sendirian, dan beristirahatlah seketika!”

(Mrk 6: 31)

Seorang polisi menghentikan seorang bapak yang ngebut pada jam 02.00 dini hari. Bapak itu berkata bahwa ia terburu-buru untuk pergi kuliah.

“Jam 02.00 dinihari mau kuliah?” tanya polisi itu.

“Benar pak Polisi,” kata bapak itu. “Istri saya sedang menunggu saya di rumah untuk memberi kuliah pada saya karena pulang sangat terlambat; dan jika ia melihat surat tilang ini, saya yakin, dia tidak hanya memberi saya kuliah, tetapi seminar sampai subuh!”

* * * *

Dalam Injil hari ini Yesus mengumpulkan para murid-Nya setelah mereka menjalankan perutusan. Yesus mengajak mereka pergi ke tempat sunyi dan beristirahat seketika. Bukankah sebagian besar dari kita begitu sibuk, Lelah dengan pekerjaan, selalu “ngebut” untuk “kejar setoran” atau “kejar tayang”, kejar waktu untuk rapat, kuliah, seminar dan sebagainya? Maka ajakan Yesus juga merupakan ajakan bagi kita. “Beristirahatlah seketika.”

Saat kita lelah dan payah, kita perlu istirahat. Kita harus menerima keterbatasan kita. Kita perlu untuk mundur sejenak dari dunia kita yang sibuk untuk “dicas” sebelum kembali ke kesibukan kita.

Kita perlu mengurangi kecepatan. Slow down. Kalau dipikir-pikir, banyak dari kita berlomba-lomba seperti tikus, terjebak dalam persaingan sengit memperebutkan kekayaan atau kekuasaan. Tuhan mengingatkan kita hari ini bahwa hidup bukan hanya perlombaan siapa yang lebih cepat dan lebih jauh, tetapi perjalanan menuju  ke dalam hati.

Intinya adalah bahwa kita ada di dunia ini hanyalah sebagai alat-alat Tuhan. Dengan kata lain, segalanya adalah karya penciptaan-Nya. Kita hanya dipanggil sebagai alat-alat-Nya untuk karya-Nya. Yang punya pekerjaan adalah Tuhan. Maka, janganlah kita hanya fokus pada pekerjaan, tetapi juga pada siapa yang mengutus kita: Tuhan. Kita penting bagi-Nya, tetapi kita tidak menggantikan-Nya. Segalanya adalah milik-Nya.

Saat-saat pandemi ini dapat menjadi saat yang baik bagi kita untuk slow down. Untuk menyadari kembali, betapa berharganya hidup kita. Di mana-mana banyak orang berebut oksigen yang biasanya kita hirup dengan gratis. Ketika kita lebih banyak berlomba-lomba memperhatikan kepentingan sendiri, saat ini kita diajak untuk slow down, melihat apa kontribusi saya untuk keselamatan bersama. Yang sehari-hari sibuk sehingga tidak ada waktu untuk keluarga, sekarang saatnya untuk slow down, memberi waktu lebih banyak pada keluarga. Yang biasanya tidak terlalu pusing soal sekolah anak-anak dan menyerahkan seluruhnya pada guru-guru di sekolah, sekarang kita diingatkan bahwa masing-masing orang tua juga adalah guru bagi anak-anaknya. Yang terlalu sibuk dengan segala pekerjaan sehingga lupa memperhatikan kesehatan, mari slow down, perhatikan juga kesehatan sendiri. Dan yang paling penting, kita perlu slow down, menyediakan waktu untuk bertemu dengan Tuhan. Jadikanlah saat-saat tinggal di rumah dan saat-saat isolasi sebagai kesempatan untuk menjalani keheningan bersama Tuhan.

Dalam keheningan dan dalam doa kita akan merasakan aliran Darah Kristus yang menyembuhkan kita, sebagaimana dikatakan oleh Rasul Paulus dalam bacaan kedua, “Di dalam Kristus Yesus kamu yang dahulu ‘jauh’ sekarang sudah menjadi ‘dekat’ oleh Darah Kristus” (Ef.2:13). Maka “marilah kita pergi ke tempat sunyi”, kita hargai keheningan. Karena keheningan itu adalah doa, penemuan diri, energi kehidupan, ketulusan pelayanan, kesejukan jiwa, kesehatan tubuh dan sukses masa depan kita.

Seorang teman kemarin mengirim pesan: “Telah lahir putri kami yang bernama: Ayodya Paramitha Kaila Masayu Kertaningsih. Karena namanya terlalu panjang maka disingkat: Ayo Pakai Masker! Salam sehat semuanya!

Bacaan hari ini: Yer. 23:1-6; Mzm. 23:1-3a,3b-4,5,6; Ef. 2:13-18; Mrk. 6:30-34.

Author

Write A Comment