Sabda Hidup
Rabu, 23 Februari 2022, Peringatan St. Polikarpus
Bacaan: Yak. 4:13-17; Mzm. 49:2-3,6-7,8-10,11; Mrk. 9:38-40.
“Kata Yohanes kepada Yesus: “Guru, kami lihat seorang yang bukan pengikut kita mengusir setan demi nama-Mu, lalu kami cegah orang itu, karena ia bukan pengikut kita.” Tetapi kata Yesus: “Jangan kamu cegah dia! Sebab tidak seorangpun yang telah mengadakan mujizat demi nama-Ku, dapat seketika itu juga mengumpat Aku. Barangsiapa tidak melawan kita, ia ada di pihak kita.”
(Mrk 9: 38 – 40)
Di sebuah kota, ada sebuah gereja yang sangat eksklusif. Hanya mereka yang kaya dan berpendidikan tinggi dapat masuk. Suatu hari, seorang hitam turunan Afrika mendekati pemimpin gereja itu dan bertanya, apakah ia boleh bergabung dengan gereja tersebut. Dengan sangat tenang dan bijak pemimpin gereja tersebut menjawab: “Baiklah, saya amat ragu apakah jemaat kami dapat menerima seorang hitam. Bolehkah saya anjurkan anda untuk kembali ke rumah anda dan berdoa kepada Yang Mahakuasa, mohon terang ilahi untuk masalah ini.”
Jadi orang hitam itu mengikuti nasihat pimpinan gereja itu dan dalam waktu kurang dari satu minggu ia sudah kembali lagi. Tuan yang terhormat pimpinan gereja itu sangat tidak senang melihat orang itu dan dengan tidak sabar bertanya: “Baik, apakah anda sudah berdoa kepada Yang Mahakuasa?”
“Oh iya, tentu saja!” jawab orang itu. “Dan Yang Mahakuasa memberi jawaban ini: ‘Tuan Owen, hati-hatilah dengan gereja yang sangat eksklusif itu. Sangat mungkin mereka tidak akan mengijinkan anda bergabung. Aku sendiri telah mencoba untuk datang dan bergabung selama kurang lebih 20 tahun terakhir ini dan tak pernah berhasil.”
Dalam Kerajaan Allah ada tempat untuk semua orang. Tidak ada tanda “Untuk Anggota Saja”, karena Tuhan sangat alergi terhadap eksklusivitas.
Yohanes berpikir bahwa “hak” untuk mengusir setan adalah eksklusif milik murid-murid Yesus. Maka ketika ada orang yang bukan murid Yesus melakukannya, ia mencegahnya. Tetapi kata Yesus: “Jangan kamu cegah dia! Sebab tidak seorangpun yang telah mengadakan mujizat demi nama-Ku, dapat seketika itu juga mengumpat Aku. Barangsiapa tidak melawan kita, ia ada di pihak kita,” (Mrk 9: 38 – 40).
Melalui Injil hari ini Yesus mengundang kita untuk melepaskan mentalitas “kita-kita”. Sebagai gantinya kita mesti berjuang untuk persekutuan ketimbang pengkotak-kotakan, kolaborasi ketimbang kompetisi, dialog ketimbang pemusnahan. Mari kita mengasihi seperti Yesus yang kasih-Nya lintas batas. Kita singkirkan bias dan prasangka.