Remah Mingguan

SIAP DAN TAK BERCACAT

Pinterest LinkedIn Tumblr

Sabda Hidup

Minggu, 28 November 2021, Minggu Advent I Tahun C
Bacaan: Yer. 33:14-16; Mzm. 25:4bc-5ab,8-9,10,14; 1Tes. 3:12-4:2; Luk. 21:25-28,34-36.

“Berjaga-jagalah senantiasa sambil berdoa, supaya kamu beroleh kekuatan untuk luput dari semua yang akan terjadi itu, dan supaya kamu tahan berdiri di hadapan Anak Manusia.”

(Luk 21: 36)

Bacaan pertama dan bacaan Injil hari ini berbicara tentang saatnya Tuhan datang – untuk melaksanakan keadilan dan kebenaran, seperti dikatakan bacaan pertama (Yes 33: 15); dan untuk menghakimi, seperti dikatakan oleh Injil. Dalam Injil, Yesus mengingatkan kita agar tidak tenggelam dalam kesenangan dan kepentingan duniawi saja tetapi siap sedia bagi kedatangan-Nya. Mereka yang tidak siap akan jatuh dalam kebinasaan.

Lalu apa yang perlu kita lakukan agar kita siap sedia?

Bacaan kedua memberi jawabannya. Pada kedatangan kembali Kristus, kita diharapkan tak bercacat dan kudus.

Dan apa itu artinya?

Jika anda tak bercacat di bawah hukum, tak seorangpun dapat mempersalahkan anda atas pelanggaran hukum apapun. Tidak ngebut, misalnya, atau taat dalam membayar pajak, atau tidak melanggar hukum apa saja di mana anda hidup dan berada.

Jika secara moral anda tak bercacat, maka tak seorangpun dapat menuduhkan kepada anda pelanggaran hukum moral apapun. Misalnya, anda tidak berbohong, tidak selingkuh atau melanggar hukum moral umum apapun yang berlaku bagi semua orang di manapun berada.

Tetapi apa artinya tak bercacat dan kudus? Jawabannya ada di dalam bacaan kedua: agar siap bagi kedatangan Kristus, kita perlu bertambah-tambah dan berkelimpahan dalam kasih (1 Tes 3: 12). Jadi di sinilah bedanya.

Anda dapat saja taat segala hukum tetapi tetap dianggap sebagai seorang yang brengsek. Demikian juga anda dapat menjadi seorang yang benar tapi tak peduli orang lain. Untuk siap bagi kedatangannya kita tidak hanya menaati hukum tetapi juga berkelimpahan dalam kasih.

Jika anda menginginkan hal buruk terjadi pada sesama, ketika anda mengutuknya bahkan hanya dalam hati, jika anda ingin dia cepat mati, jika anda berkata kepadanya, entah dalam hati atau langsung di hadapannya, “Ko lebih baik dilempar ke dalam neraka!” – anda tidak mengasihinya. Dan jika anda tidak mengasihinya, berarti anda cacat dalam kekudusan. Untuk menjadi kudus dan tak bercacat, kita harus mengasihi. Dan dengan mengasihi kita siap bagi kedatangan Tuhan.

Author

Write A Comment