Sabda Hidup
Sabtu, 18 Juli 2020, Sabtu Pekan Biasa XV
“Banyak orang mengikuti Yesus dan Ia menyembuhkan mereka semuanya. Ia dengan keras melarang mereka memberitahukan siapa Dia, supaya genaplah firman yang disampaikan oleh nabi Yesaya: “Lihatlah, itu Hamba-Ku yang Kupilih, yang Kukasihi, yang kepada-Nya jiwa-Ku berkenan; Aku akan menaruh roh-Ku ke atas-Nya, dan Ia akan memaklumkan hukum kepada bangsa-bangsa. Ia tidak akan berbantah dan tidak akan berteriak dan orang tidak akan mendengar suara-Nya di jalan-jalan. Buluh yang patah terkulai tidak akan diputuskan-Nya, dan sumbu yang pudar nyalanya tidak akan dipadamkan-Nya, sampai Ia menjadikan hukum itu menang. Dan pada-Nyalah bangsa-bangsa akan berharap.”
(Mat 12: 15 – 21).
Dalam suatu kesempatan, beberapa orang berusaha mengecilkan hati Ibu Teresa dalam melayani orang-orang sekarat di jalan-jalan Calcutta. Mereka berkata kepadanya, toh hanya sedikit orang saja yang dapat ia layani. Apakah pelayanannya dapat dikatakan sukses dan berhasil ketika masih ada begitu banyak orang sekarat di jalan-jalan di seantero India. Kalai begitu, apa yang ingin dicapai dengan kerasulannya? Tetapi Ibu Teresa menjawab: “Tuhan tidak memanggilku untuk sukses tetapi untuk setia!”
Dalam Injil hari ini dikisahkan bahwa orang-orang Farisi telah bersekongkol untuk membunuh Yesus. Mengetahui maksud itu Yesus menyingkir dan tetap melayani orang banyak, khususnya orang-orang sakit. Ia melarang mereka untuk memberitahukan siapa Dia hingga misi-Nya tercapai. Apakah misi-Nya? Nabi Yesaya telah bernubuat bahwa Sang Juruselamat harus menjadi hamba yang dipilih Allah untuk membawa harapan bagi semua orang.
Kita semua, tidak harus menjadi kaya raya dan sukses untuk berbuat baik. Anda dan saya adalah alat-Nya untuk menampakkan wajah-Nya yang berbelas-kasih kepada saudara-saudari kita yang membutuhkan kasih dan pelayanan kita. Ada begitu banyak “buluh yang patah terkulai dan sumbu yang pudar nyalanya” di sekitar kita. Mari kita belajar untuk setia pada perintah-Nya: “Hendaklah kamu saling mengasihi, seperti Aku telah mengasihi kamu.
Hari panas enaknya minum es
kurang manis ditambah gula.
Kita dipanggil bukan untuk sukses
tetapi untuk setia mencinta.
Bacaan hari ini: Mi. 2:1-5; Mzm. 10:1-2,3-4,7-8,14; Mat. 12:14-21.