Bernadette Soubirous, gadis yang melihat penampakan Bunda Perawan Maria di Lourders, hidup tersembunyi sebagai seorang suster kontemplatif. Seorang jurnalis berhasil “melacak”nya dan diijinkan untuk mewawancarainya. Salah satu pertanyaan yang diajukannya adalah, mengapa Bernadette memilih hidup tersembunyi ketika ia dikenal di seluruh dunia. Menjawab pertanyaan itu berkata: “Sebuah sapu, setelah digunakan untuk membersihkan rumah atau sebuah ruangan, diletakkan di sudut atau di tempat yang tersembunyi. Karena Allah telah menggunakan saya untuk maksud-maksud-Nya, dan tujuan itu sudah tercapai, maka kini saya diletakkan di tempat tersembunyi dan saya dengan gembira telah memilih cara hidup itu.”
Kerendahan hati merupakan sesuatu yang harus diperjuangan ketika dunia kita mengagung-agungkan harga diri, pencapaian, prestasi. Dalam Injil hari ini Yesus berkata: “Apabila kamu telah melakukan segala sesuatu yang ditugaskan kepadamu, hendaklah kamu berkata: Kami adalah hamba-hamba yang tidak berguna; kami hanya melakukan apa yang kami harus lakukan,” (Luk 17: 10).
Injil memberi tahu kita kebenaran yang mungkin tidak mengenakkan: kita hanyalah hamba Allah, pekerja di kebun anggur-Nya. Segala yang kita miliki berasal dari Dia. Kita bergantung pada-Nya. Tugas kita adalah bekerja untuk Dia. Kita tidak memiliki klaim atas kebaikan atau kemurahan-Nya. Segala sesuatu diberikan kepada kita karena kasih-Nya yang begitu besar dan bukan karena jasa-jasa kita. Kita patut bersyukur dan melaksanakan pekerjaan untuk Tuhan secara bertanggung jawab.
Bacaan hari ini: Tit. 2:1-8,11-14; Mzm. 37:3-4,18,23,27,29; Luk. 17:7-10.