Sabda Hidup
Senin, 4 Juli 2022, Senin Pekan Biasa XIV
Bacaan: Hos. 2:13,14b-15,18-19; Mzm. 145:2-3,4-5,6-7,8-9; Mat. 9:18-26.
“Datanglah seorang kepala rumah ibadat, lalu menyembah Dia dan berkata: “Anakku perempuan baru saja meninggal, tetapi datanglah dan letakkanlah tangan-Mu atasnya, maka ia akan hidup.” Lalu Yesuspun bangunlah dan mengikuti orang itu bersama-sama dengan murid-murid-Nya. Pada waktu itu seorang perempuan yang sudah dua belas tahun lamanya menderita pendarahan maju mendekati Yesus dari belakang dan menjamah jumbai jubah-Nya. Karena katanya dalam hatinya: “Asal kujamah saja jubah-Nya, aku akan sembuh.”
(Mat 9: 18 – 21)
Pada abad ke-13, Raja Frederick II melakukan percobaan pada 50 bayi, untuk mengetahui bahasa apa yang secara alami diucapkan ketika anak-anak ini nantinya sudah besar. Maka ia menugaskan seorang ibu untuk masing-masing bayi, untuk memandikan dan menyusui bayi-bayi itu, tetapi melarang mereka untuk membelai dan berbicara dengan bayi. Percobaan ini gagal, sebab kelimapuluh bayi berakhir pada kematian. Bayi yang kurang mendapatkan sentuhan dan pelukan sering kali gagal untuk bertumbuh. Dengan kata lain, tidak cukup memberi makan, pakaian dan memenuhi kebutuhan kebutuhan fisik anak-anak. Sentuhan sebagai salah satu pemenuhan kebutuhan emosinal sangat penting untuk hidup.
Dalam Injil hari ini, Yesus diminta oleh seorang kepala rumah ibadat untuk meletakkan tangan-Nya atas putrinya agar dia dapat hidup. Dan seorang wanita yang telah menderita pendarahan selama dua belas tahun, ingin menyentuh jubah Yesus agar dia dapat disembuhkan.
Menurut hukum agama Yahudi, menyentuh mayat atau seseorang yang dianggap mati membuat Yesus secara ritual najis (Imamat 15, Bil 19). Mengijinkan wanita dengan pendarahan itu menyentuh-Nya pun membuat-Nya secara ritual menjadi kotor dan najis di mata hukum. Wanita itu sadar bahwa dengan menyentuh Yesus, dia secara membuat-Nya menjadi najis dan dia tahu bahwa dia dilarang untuk beraktivitas di depan umum. Tetapi Yesus melakukan apa yang tidak seharusnya dilakukan oleh-Nya. Dia melakukan yang sebaliknya, yaitu, menyentuh dan disentuh oleh mereka yang dinyatakan oleh hukum sebagai najis dan tidak boleh disentuh. Ia menyentuh dan membiarkan diri di sentuh agar kesembuhan terjadi agar kehidupan lestari.
Anda sedang sakit, mengalami kesusahan, beban hidup? Biarkan DIA menyentuh anda. Datanglah kepada-Nya, jamahlah Dia. Dengarkan Ia bersabda: “Teguhkanlah hatimu, hai anak-Ku, imanmu telah menyelamatkan engkau.”
Di sekitar anda ada saudara-saudari kita yang sedang berkesusahan, menderita, sakit, berbeban berat? Biarlah anda menjadi tangan-tangan Tuhan yang menyentuh mereka, menyembuhkan, meneguhkan, menguatkan..