Ceritera ini adalah tentang seorang perempuan kaya yang cantik, berpakaian mahal yang mengeluh kepada seorang konselor bahwa dia merasa seluruh hidupnya kosong, tidak ada artinya.
Lalu, konselor itu memanggil seorang perempuan tua yang pekerjaannya adalah mengepel lantai kantor konselor dan kemudian berkata kepada perempuan kaya itu, “Saya akan meminta Maria untuk menceriterakan bagaimana dia menemukan kebahagiaan. Yang saya ingin anda lakukan adalah mendengarkannya.”
Lalu perempuan tua itu meletakkan sapunya, duduk di kursi dan menceritakan kisahnya: “Yah… suami saya meninggal karena malaria dan tiga bulan kemudian anak saya satu-satunya terbunuh karena ditabrak oleh sebuah mobil. Saya tidak punya siapa-siapa … saya tidak punya apa-apa lagi. Saya tidak bisa tidur, saya tidak bisa makan, saya tidak pernah tersenyum kepada siapa pun, saya bahkan berpikir untuk menngakhiri hidup saya sendiri. Kemudian pada suatu sore, seekor anak kucing kecil mengikuti saya pulang kerja. Entah bagaimana saya merasa kasihan pada anak kucing itu. Di luar dingin, jadi saya putuskan untuk membiarkan anak kucing itu masuk. Saya beri dia susu dan anak kucing itu menjilat piring sampai bersih. Lalu ia mendengkur dan menggosok-gosokkan badannya di kaki saya, dan untuk pertama kalinya dalam beberapa bulan, saya tersenyum. Kemudian saya berpikir; jika membantu anak kucing kecil ini bisa membuat saya tersenyum, mungkin melakukan sesuatu untuk orang lain akan membuat saya bahagia. Jadi hari berikutnya saya memanggang beberapa biskuit dan membawanya ke seorang tetangga yang sedang terbaring sakit. Setiap hari saya mencoba melakukan sesuatu yang baik untuk seseorang. Itu membuat saya sangat senang melihat mereka bahagia. Sekarang ini, saya tidak tahu siapa yang tidur dan makan lebih baik daripada saya. Tetapi saya telah menemukan kebahagiaan dengan memberikannya kepada orang lain.”
Mendengar kisah Maria, perempuan kaya itu menangis. Dia punya segalanya yang bisa dibeli dengan uang, tetapi dia kehilangan sesuatu yang tidak bisa dibeli dengan uang.
“Aku berkata kepadamu, sesungguhnya janda miskin ini memberi lebih banyak dari pada semua orang itu. Sebab mereka semua memberi persembahannya dari kelimpahannya, tetapi janda ini memberi dari kekurangannya, bahkan ia memberi seluruh nafkahnya,” (Luk 21: 3 – 4).
Tak seorangpun terlalu miskin sehingga tidak dapat memberi dan berbagi.
Bacaan hari ini: Why. 14:1-3,4b-5; Mzm. 24:1-2,3-4ab,5-6; Luk. 21:1-4.