Dilahirkan sebagai manusia belum tentu menjadikan seseorang “manusia”. Hanya kepedulian dan perhatian kepada sesama membuatnya sungguh-sungguh manusia. Menjadi seorang warga negara tertentu tidak menjadikan seseorang patriot sejati. Hanya perhatian terhadap apa yang dapat dilakukannya bagi negaranya dan hak-hak warga lainnya menjadikannya seorang patriot sejati. Demikian juga, menjadi anggota Gereja tidak otomatis membuat seseorang menjadi seorang Kristiani sejati; hidup serupa dengan Kristus yang membuatnya seorang Kristiani sejati. Yesus juga mengatakan hal yang sama tentang siapa saja yang ingin terhitung sebagai saudara-saudari-Nya. Hubungan darah saja tidak menjadikan seseorang saudara-saudari-Nya.
Orang memberitahukan kepada Yesus: “Ibu-Mu dan saudara-saudara-Mu ada di luar dan ingin bertemu dengan Engkau.” Tetapi apa jawab-Nya? “Ibu-Ku dan saudara-saudara-Ku ialah mereka, yang mendengarkan firman Allah dan melakukannya.” (Luk 8: 20 – 21).
Maria menjadi sarana bagi Allah agar Putera-Nya menjadi manusia dan tinggal di tengah-tengah dunia untuk menyelamatkan kita dari belenggu dosa. Tapi itu hanya menjadikannya seorang ibu secara biologis. Kesediaan dan ketaatannya dengan sepenuh hati untuk melaksanakan kehendak Allah yang menjadikannya ibu secara penuh. Hanya dibaptis saja, tidak otomatis menjadikan kita anggota-anggota Keluarga Allah. Akan tetapi melaksanakan kehendak Bapa, semaksimal mungkin dan seoptimal mungkin, yang menjadikan kita sungguh-sungguh anggota-anggota Keluarga Allah, dan tentu saudara-saudari Yesus.
Kira-kira berapa banyak orang Kristiani yang sungguh-sungguh menjadi saudara-saudari Yesus Kristus? Apakah anda dan saya juga terhitung di dalamnya?
Bacaan misa hari ini: Ams. 21:1-6,10-13; Mzm. 119:1,27,30,34,35,44; Luk. 8:19-21.