Sabda Hidup
Selasa, 31 Agustus 2021, Selasa Pekan Biasa XXII
Perikope Injil hari ini menceriterakan peristiwa sesudah Yesus ditolak di tanah kelahiran-Nya, Nazareth. Berbeda dengan di Nazareth, orang-orang Kapernaum menerima-Nya dengan tangan dan hati terbuka. Kapernaum adalah sebuah kota di pantai utara Danau Galilea. Kemudian tempat ini menjadi tempat di mana Yesus melaksanakan banyak karya-Nya. Seperti di Nazareth, Ia mengajar di sinagoga pada hari Sabat. Tetapi tidak seperti di Nazareth, pengajaran-Nya memberi kesan yang mendalam bagi orang-orang yang mendengar-Nya. Ia mengerjakan banyak mukjizat. Di antaranya adalah mukjizat penyembuhan sorang yang kerasukan setan.
Menarik untuk memperhatikan reaksi terhadap apa yang dikerjakan oleh Yesus. Ada dua reaksi, pertama, reaksi dari roh jahat ketika ia melihat Yesus dan kedua, reaksi orang banyak terhadap mukjizat Yesus. Ketika melihat Yesus setan yang merasuki orang itu berteriak: “Hai Engkau, Yesus orang Nazaret, apa urusan-Mu dengan kami? Engkau datang hendak membinasakan kami? Aku tahu siapa Engkau: Yang Kudus dari Allah.” Apakah reaksi ini merupakan pengakuan terhadap kuasa Yesus. Rasanya bukan. Perhatikan apa yang dikatakan oleh setan itu: “Hai Engkau, Yesus orang Nazareth!” Apa yang baru saja terjadi di Nazareth? Yesus ditolak! Jadi sama saja setan itu mau mengatakan: “Hai Yesus, Engkau yang ditolak di Nazareth! Helllo…. Kamu yang ditolak di sana kan?”
Itu juga yang dikerjakan oleh roh jahat saat ini. Ia ingin melemahkan orang. Ia ingin senantiasa mengingatkan kita betapa celanya kita, betapa berdosanya kita, kita tidak dapat bangkit dari kejatuhan kita. Ini sungguh berlawanan dengan sikap Yesus. Ia ingin agar kita bangkit dan mengikuti-Nya, meninggalkan beban-beban keberdosaan kita. Ia mengatakan, meski betapa besar dosa kita, ada keselamatan dalam Dia karena Ia ingin mengampuni dan menyelamatkan kita.
Selain itu kata-kata roh jahat itu merupakan tantangan terbuka terhadap Yesus; bukan pengakuan akan keilahian Yesus: “Aku tahu siapa Engkau!” Roh-roh jahat terus menantang Yesus sepanjang pelayanan-Nya. Pada awal, Ia mengalahkannya. Tetapi ia terus menantang-Nya, lagi dan lagi. Tetapi setiap kali pula Ia mengalahkannya. Roh-roh jahat juga akan menantang kita ketika kita berjalan di jalan Tuhan; atas pelbagai cara. Saat ia menantang kita, ingat bagaimana Yesus menghadapinya.
Mengakui Yesus sebagai Tuhan dan Guru perlu kerendahan hati. Persis itulah yang tidak dimiliki oleh setan. Maka mari kita akui kuasa Yesus dengan kerendahan hati. Ia telah menaklukkan dunia. Mari kita percayakan diri kita kepada-Nya. Setiap hari setiap saat hidup kita penuh dengan pertentangan. Setan juga terus berusaha menarik dan menantang kita. Mari kita sadari hal ini. Berjalanlah dengan keyakinan dan kuasa Roh Kudus.
Reaksi orang-orang terhadap mukjizat Yesus juga perlu diperhatikan. “Dan semua orang takjub, lalu berkata seorang kepada yang lain, katanya: “Alangkah hebatnya perkataan ini! Sebab dengan penuh wibawa dan kuasa Ia memberi perintah kepada roh-roh jahat dan merekapun keluar.” Apa yang terjadi adalah hal yang baru bagi mereka. Tentu, sudah ada para eksorsis pada waktu itu, yang dapat mengusir setan. Tetapi mereka cara mereka melakukannya berbeda dengan Yesus. Tidak ada tata cara atau ritual yang dilakukan oleh Yesus. Ia hanya memberi perintah dan roh-roh jahat itu pun taat kepada-Nya. Orang banyak takjub dengan kuasa Yesus, Tuhan bumi dan langit, manusia dan roh-roh.
Yesus adalah Sang Sabda yang menjadi daging. Ia adalah Allah yang bersabda. Allah yang melakukan mukjizat. Kuasanya datang dari Bapa. Kuasa yang diberikan oleh Bapa. Mari, teguh dalam iman. Yesus bersama kita. Tak satupun kuasa jahat mampu melawan kita. Pada kita ada seorang yang berkuasa atas bumi dan surga, Dialah jalan, kebenaran dan hidup. Dialah Sang Sabda Allah yang mengatasi godaan (Mat 4: 3 – 11) dan dosa (Mzm 119: 11). Dengan Sabda-Nya Ia menciptakan langit (Mzm 33: 6), Sabda yang mencipta (Kej 1: 1dst). Sabda-Nya adalah hidup (Yoh 6: 63) dan memberi hidup di mana tidak ada kehidupan (Yeh 37: 9dst). Sabda yang menyembuhkan bahkan dari jauh (Mat 8: 13; Yoh 4: 50 – 53).
Siapakah Sang Sabda itu? Sabda Tuhan “seperti palu yang menghancurkan batu” (Yer 23: 29) dan memiliki kekuatan menembus hati yang membatu (Ibr 4: 12 – 13), membuka ketertutupan manusia. Sabda itu adalah roti dari surga (Mat 4: 4), yang mengenyangkan dan menguatkan kita, memberi kekuatan bagi kita di dunia ini (Mzm 119: 105). Sabda-Nya adalah sukacita (Yer 15: 16). Sabda-Nya adalah kebenaran yang memerdekakan (Yoh 8: 31-32) dan menyalakan api dalam hati kita (Luk 24: 32).
Dialah Sang Sabda yang penuh kuasa, yang kudus! Pergunakan hidup anda untuk mewartakan Sang Sabda!
Bacaan hari ini: 1Tes. 5:1-6,9-11; Mzm. 27:1,4,13-14; Luk. 4:31-37.