Sabda Hidup
Jumat, 10 September 2021, Jumat Pekan Biasa XXIII
Bacaan: 1Tim. 1:1-2,12-14; Mzm. 16:1,2a,5,7-8,11; Luk. 6:39-42.
Dalam hal mengoreksi dan memberi kritik yang membangun, ada dua ekstrim yang perlu kita hindari. Yang pertama, hobby menemukan kesalahan. Kita mencari-cari kesalahan untuk kesenangan mengritik orang lain. Ini adalah salah satu ekstrim yang ingin dikoreksi oleh Tuhan kita. Ekstrim yang lain adalah, super super sadar akan kesalahan dan kekurangan sendiri. Sadar akan kekurangan sendiri itu baik, tetapi jika kemudian hanya diam saja serta tidak mau mengoreksi orang lain dengan berkata, “saya kan juga penuh kekurangan,” “saya tidak sempurna”, juga tidak baik. Yesus menginginkan agar kekurangan-kekurangan diperbaiki, baik kekurangan diri sendiri maupun kekurangan orang lain. Ia ingin agar kita saling koreksi untuk menjadi lebih baik, akan tetapi terlebih dahulu kita mawas diri, memperbaiki atau mengoreksi kekurangan-kekurangan kita.
Dengan demikian, yang diperlukan adalah kesadaran bersama akan kekurangan-kekurangan serta kesalahan kita. Dalam kesadaran bersama itu, mari kita bergerak maju, mengatasi kekurangan-kekurangan itu dengan kekuatan kita. Selain itu, kita diundang untuk mengenal sesama secara lebih dalam dan melihat potensi-potensi, talenta dan karunia mereka, tidak hanya melihat sisi negatif mereka. Perlulah kita membersikan mata (hati) kita dari segala prasangka dan kebencian, kemarahan dan sikap apatis. Sikap mawas diri mengangkat selumbar kemunafikan dan puas diri dari hati hati kita. Mengetahui dan mengakui kelemahan dan dosa-dosa akan menuntun kita pada kerendahan hati dan hormat terhadap orang lain. Dengan pengertian dan belas kasih, kita dapat melihat dengan jelas bahwa yang kita adili itu saudara dan saudari kita sendiri.
Sediakan waktu barang sejenak hari ini, untuk hening, melakukan pemeriksaan batin (examen conscientiae), bercermin dalam terang Kristus.