Sabda Hidup
Jumat, 1 Juli 2022, Jumat Pekan Biasa XIII
Bacaan: Am. 8:4-6,9-12; Mzm. 119:2,10,20,30,40,131; Mat. 9:9-13.
“Aku datang bukan untuk memanggil orang benar, melainkan orang berdosa.”
(Mat 9: 13)
Seorang ibu tua mengisi waktu hidupnya dengan duduk di kursi roda dan bermain candy crush sepanjang hari. Suatu siang seorang imam berkunjung. Maka puterinya bertanya kepadanya, jika dia ingin mengaku dosa. Dengan gembira ibu itu menyambut imam itu dan mengatakan: “Romo, sejak saya duduk di kursi roda ini tujuh belas tahun yang lalu, saya tidak pernah melakukan dosa apa pun!” Wow…
Sangat menyedihkan ketika kita mulai kehilangan kesadaran akan dosa-dosa kita. Dan akan lebih mengkhawatirkan lagi ketika kita mulai berpikir bahwa tindakan berdosa sebagai tidak berdosa, karena kita telah kehilangan kepekaan. Realitas masa sekaran menjadi saksi akan hal itu. Bagaimana kita bisa menjelaskan jumlah besar umat Katolik yang menerima komuni secara teratur tetapi tidak pergi mengaku dosa selama bertahun-tahun? Berapa banyak pasangan yang tidak menikah di Gereja, pejabat Katolik yang korup, yang tenggelam dalam pelbagai praktek perjudian, yang hidup dalam relasi yang tidak sehat, namun tetap berbaris dengan rapi hendak menerima komuni?
Orang-orang yang telah tumpul hati nuraninya terhadap dosa menjadi orang yang merasa paling benar dan mulai hidup dalam kebohongan. St. Yohanes jelas ketika ia menulis, ”Jika kita berkata, bahwa kita tidak berdosa, maka kita menipu diri kita sendiri dan kebenaran tidak ada di dalam kita,” (1 Yohanes 1: 8).
Sahabat-sahabat, seorang yang membutuhkan penebusan, tidak harus benar-benar melakukan pembunuhan atau melakukan pembangkangan besar-besaran terhadap perintah-perintah Allah. Kita hanya perlu menyadari kelemahan dan kecenderungan untuk menyerah pada godaan Setan. Jadi yang diperlukan hanya kesadaran akan kecenderungan kita untuk hidup dalam kegelapan. Hanya perlu dengan rendah hati mengakui bahwa kita adalah orang berdosa dan cenderung jatuh dalam dosa. Kabar baiknya, Yesus sendiri telah memaklumkan: “Aku datang bukan untuk memanggil orang benar, melainkan orang berdosa,” (Mat 9: 13).
Dibutuhkan sikap seperti Matius: berdiri lalu mengikuti Dia.