Remah Harian

ROTI DARI SURGA

Pinterest LinkedIn Tumblr

Sabda Hidup

Kamis, 30 April 2020

“Akulah roti hidup yang telah turun dari sorga. Jikalau seorang makan dari roti ini, ia akan hidup selama-lamanya, dan roti yang Kuberikan itu ialah daging-Ku, yang akan Kuberikan untuk hidup dunia.” (Yoh 6: 51).

Beberapa hari yang lalu banyak media melansir berita bahwa kelaparan menjadi ancaman nyata di tengah pandemi virus corona. Menurut David Beasley, Direktur Eksekutif World Food Programme (WFP) yang merupakan bagian dari PBB, pada 2020 masyarakat dunia yang menderita kelaparan terancam meningkat hingga 265 juta orang. Setengah dari jumlah itu akibat pandemi virus corona jenis baru. Lockdown dan resesi ekonomi bisa membuat rakyat miskin kehilangan penghasilan. Berbagai negara yang mengandalkan ekspor atau turisme juga kena dampak. Bagi negara kaya yang terdampak Virus Corona, mereka juga akan kesulitan memberi bantuan ke luar negeri karena penghasilan mereka juga berkurang.

Hal ini mengingatkan akan arti penting makanan, sehingga kita tidak “taken it for granted” atau boros atau bahkan membuang-buang makanan.

Hidup itu berharga dan kita akan berusaha apa saja untuk menjaga kelangsungannya. Ketika Allah menciptakan dan memberikan kita kehidupan, Ia ingin agar kita juga menjaga kelangsungannya. Malahan, Ia tidak hanya menghendaki kita menjaga kelangsungannya untuk suatu kurun waktu tertentu, tetapi sampai kekal. Allah tahu bahwa tak ada makanan yang dapat membuat kita hidup selamanya. Dan karena makanan yang kita makan tidak dapat memberi hidup kekal, maka Ia memberi makanan yang lain. Namanya, Roti Hidup. Apa itu Roti Hidup? Atau lebih tepat, siapakah Roti Hidup?

Injil hari ini memberi jawaban: YESUS. Kepada orang banyak yang mengikuti-Nya ia berkata: “Inilah roti yang turun dari sorga:Barangsiapa makan dari padanya, ia tidak akan mati.” (Yoh 6: 50). Itulah makanan yang kita perlukan untuk hidup kekal. Yang membuatnya spesial adalah bahwa Ia adalah makanan, tetapi sekaligus juga Hidup. Makanan yang biasa kita makan sudah mati. Kita membunuhnya dulu, memasaknya sebelum kita makan. Tetapi Yesus, Roti Hidup, adalah Hidup itu sendiri. Maka tidak mengherankan bahwa “yang makan tubuh-Nya dan minum darah-Nya akan memperoleh hidup kekal.”

Yesus menunjuk pada Ekaristi Kudus yang amat kita rindukan saat ini. Pengalaman kita menunjukkan, betapa hampa hidup kita tanpa Ekaristi. Mari kita ingat bahwa makan tubuh-Nya dan minum darah-Nya lebih dari sekadar menghadiri misa dan menerima komuni. Kita menimba kekuatan dan nutrisi rohani dari Ekaristi. Terlebih lagi, kita disatukan dengan-Nya. Maka sudah seharusnya, kita menjadi semakin serupa dengan Dia.

Semoga Ekaristi yang kita rayakan membantu kita untuk mengasihi dan mengampuni seperti Yesus, berbicara dan bertindak bagi sesama seperti Dia dan menjadi sumber kekuatan dan kehidupan bagi saudara-saudari kita yang membutuhkan.

Apakah anda mengalami kekuatan dan pertumbuhan sebagai seorang beriman dengan menerima Ekaristi, Roti Hidup?

Di sana udang di sini cumi-cumi
kalau dibakar enak rasanya.
Jika engkau makan roti ini
engkau akan hidup selama-lamanya.

Bacaan Misa hari ini: Kis. 8:26-40Mzm. 66:8-9,16-17,20Yoh. 6:44-51.

Author

Write A Comment