Remah Harian

RATU ROSARIO

Pinterest LinkedIn Tumblr

Sabda Hidup

Jumat, 7 Oktober 2022, Peringatan Santa Perawan Maria Ratu Rosario
Bacaan: Kis. 1:12-14; Mzm.: Luk. 1:46-47.48-49.50-51.52-53.54-55Luk. 1:26-38.

 “Sesungguhnya aku ini adalah hamba Tuhan; terjadilah padaku menurut perkataanmu itu.”

(Lukas 1: 38)

Pesta Maria Ratu Rosario ditetapkan oleh Paus Pius V sebagai ungkapan syukur atas perlindungan Maria bagi Gereja, khususnya atas peristiwa kemenangan pasukan Kristen atas pasukan Islam Turki di Lepanto pada tanggal 7 Oktober 1571. Sebelum pertempuran dimulai Paus Pius V menyerukan kepada seluruh umat untuk berdoa Rosario, memohon perlindungan Bunda Maria. Peperangan tersebut menyelamatkan Eropa dari serbuan kekuatan Muslim. Paus Leo XIII lebih meningkatkan nilai pesta ini dengan menetapkan seluruh bulan Oktober sebagai Bulan Rosario, untuk menghormati Maria.

Di jaman modern ini, para Paus telah mendorong umat beriman untuk berdoa Rosario secara teratur, sebagai suatu bentuk doa kontemplatif yang berpusat pada hidup Kristus. Doa Rosario mengajak kita memusatkan perhatian dalam doa, kepada peristiwa-peristiwa penyelamatan Kristus dan hubungan erat Maria dengan misi Puteranya tesebut. Paus Yohanes Paulus II menyebut Rosario sebagai sebuah doa yang “Kristosentris”, artinya, berpusat pada Kristus, dan memuat warta Injil dalam keseluruhannya. Suratnya, Rosarium Virginis Mariae (2002) menambahkan 5 peristiwa lagi yakni “Peristiwa-peristiwa Terang”, yang merangkum hidup dan perutusan Kristus. Peristiwa-peristiwa terang tersebut adalah: 1) Yesus dibaptis di Sungai Yordan, 2) Yesus menyatakan diri-Nya dalam pesta pernikahan di Kana, 3) Yesus memberitakan Kerajaan Allah dan menyerukan pertobatan, 4) Yesus menampakan kemuliaan-Nya, 5) Yesus menetapkan Ekaristi.

Salah satu lukisan kemenangan Bunda Maria
dalam perang Lepanto, oleh Paolo Veronese.

Doa Rosario merupakan devosi non-liturgi yang sangat populer dalam kehidupan kita sebagai umat beriman. Dengan berdoa Rosario kita diundang untuk merenungkan peristiwa-peristiwa hidup, wafat dan kebangkitan Yesus. Injil menampilkan Maria sebagai seorang yang reflektif. Ia sering dikatakan bahwa ia “menyimpan segala perkara di dalam hatinya dan merenungkannya,” (Luk 2:19). Demikian juga, untuk menanggapi kata-kata Yesus kepadanya di bait Allah, Maria “menyimpan semua perkara itu di dalam hatinya,” (Luk 2: 51).

Beberapa kali Injil Lukas menampilkan Maria sebagai seorang yang kontemplatif, merenungkan dalam-dalam apa yang terjadi dalam hidupnya sendiri dan hidup Puteranya. Ia sungguh-sungguh mewujudkan dengan sempurna sikap pikiran dan hati yang dikembangkan dalam doa Rosario. Dengan berdoa Rosario, kita menyimpan dan merenungkan saat-saat penting perjalanan hidup Yesus di dunia ini dan perjalanan-Nya dari dunia ini menuju kepada Bapa. Maria tidak hanya merenungkan apa yang dikerjakan Allah melalui sabda dan karya Yesus, tetapi juga memberikan dirinya secara penuh terhadap apa yang dikerjakan Allah, seperti nyata dalam jawabannya kepada Malaikat, seperti kita dengar dalam Injil hari ini: “Sesungguhnya aku ini adalah hamba Tuhan; jadilah padaku menurut perkataanmu itu,”

Saat kita merenungkan apa yang dikerjakan Allah dalam sabda dan karya Yesus, marilah kita dengar secara baru panggilan Allah kepada kita, untuk memberikan diri kita bagi rencana Allah bagi kita. Seperti Maria tekun berdoa bersama para Rasul, ia pun masih berdoa bersama kita. Dengan berdoa Rosario, kita berdoa bersama Maria. Mari kita mohon bimbingannya, dalam mendengarkan dan melaksanakan rencana Allah bagi kita masing-masing.

Author

Write A Comment