Remah Harian

PUASA: WHY NOT?

Pinterest LinkedIn Tumblr

Sabda Hidup

Senin, 17 Januari 2022, Peringatan Wajib Santo Antonius, Abbas
Bacaan: 1Sam. 15:16-23Mzm. 50:8-9,16bc-17,21,23Mrk. 2:18-22.

Pada suatu kali ketika murid-murid Yohanes dan orang-orang Farisi sedang berpuasa, datanglah orang-orang dan mengatakan kepada Yesus: “Mengapa murid-murid Yohanes dan murid-murid orang Farisi berpuasa, tetapi murid-murid-Mu tidak?” Jawab Yesus kepada mereka: “Dapatkah sahabat-sahabat mempelai laki-laki berpuasa sedang mempelai itu bersama mereka? Selama mempelai itu bersama mereka, mereka tidak dapat berpuasa.”

(Mrk 2: 18 – 19)

Pada suatu masa Prapaskah seorang Nona bertanya: “Pastor, saya ini sudah diet… Masihkah perlu saya berpuasa di Masa Prapaskah?” Pastor menjawab: “Non, diet itu untuk kecantikan tubuh, puasa itu untuk kecantikan rohani…” Kita semua tahu bahwa salah satu cara agar badan tetap langsing dan good looking adalah mengatur pola makan dan antara lain dengan berpuasa. Kita kenal macam-macam diet baik untuk memperoleh penampilan yang baik maupun karena alasan kesehatan: intermitent fasting, diet vegan, diet vegetarian, diet mediterania, diet paleo, diet karbohidrat, diet ketogenik, diet dukan, diet atkins dan macam-macam diet lainnya.

Penampilan yang bagus dan kesehatan menjadi alasan mengapa kita harus belajar berpuasa. Tetapi bagi kita orang Kristiani ada nilai yang lebih tinggi yang dapat dicapai dengan berpuasa. Umat Kristen purba mempersiapkan diri untuk perayaan-perayaan besar dengan berpuasa sungguh-sungguh. Natal dan Paskah disiapkan dengan puasa, penerimaan sakramen baptis dihayati secara mendalam oleh para katekumen karena puasa yang mereka lakukan sebelum upacara baptis. Ada juga kebiasaan yang sekarang tidak diperhatikan lagi oleh kebanyakan orang yaitu berpuasa satu jam sebelum menerima komuni. Ketika saya masih kecil orang tua sangat menekankan kebiasaan tersebut. Jadi, berpuasa berkaitan erat dengan doa dan pertobatan. Ketika seseorang atau komunitas berpuasa, itu karena mereka ingin mempertajam hidup rohani agar mereka dapat dengan sungguh-sungguh merasakan kehadiran Tuhan dalam sakramen-sakramen. Dengan berpuasa, tubuh merasa lapar dan merasakan kekosongan, agar dapat menyambut kasih, pengampunan dan penyembuhan dari Allah.

Sekarang, ketika puasa dan pantang dipermudah, kadang-kadang kita tergoda untuk dengan gampang meninggalkannya dengan macam-macam alasan atau melaksanakannya dengan kurang serius. Semoga kita tetap ingat puasa dan pantang pada masa Prapaska, puasa pada hari Rabu Abu dan Jumat Agung. Selain itu tentu kita tidak dilarang untuk puasa gossip, puasa nonton, puasa merokok, puasa sopi, puasa hape, dsb.

Jawaban Yesus terhadap pertanyaan: “Mengapa murid-murid Yohanes dan murid-murid orang Farisi berpuasa, tetapi murid-murid-Mu tidak?” (Mrk 2: 18) dalam Injil hari ini, seakan-akan Yesus melawan tradisi berpuasa. Tentu yang dimaksudkan agar tradisi dan pemenuhan hukum dilakukan bukan sekadar praktek lahiriah tanpa pemaknaan yang mendalam. Mulut berpuasa tetapi hati tidak berpuasa, akan percuma. Selain itu puasa perlu konteks yang tepat.

Bagaimana dengan kita? Saat kita mengalami kekeringan dalam doa dan hidup beriman mengapa kita tidak belajar menyangkal diri dan bertobat dengan berpuasa? Jika kita juga mendambakan kesehatan serta kecantikan baik fisik maupun rohani, mari berpuasa secara teratur.

Author

Write A Comment