Sabda Hidup
Jumat, 23 Desember 2022, Hari Biasa Khusus Advent, Peringatan Fakultatif St. Yohanes dari Ketty
Bacaan: Mal. 3:1-4; 4:5-6; Mzm. 25:4bc-5ab,8-9,10,14; Luk. 1:57-66.
“Zakharia meminta batu tulis, lalu menuliskan kata-kata ini: “Namanya adalah Yohanes.” Dan merekapun heran semuanya. Dan seketika itu juga terbukalah mulutnya dan terlepaslah lidahnya, lalu ia berkata-kata dan memuji Allah. Maka ketakutanlah semua orang yang tinggal di sekitarnya, dan segala peristiwa itu menjadi buah tutur di seluruh pegunungan Yudea. Dan semua orang, yang mendengarnya, merenungkannya dan berkata: “Menjadi apakah anak ini nanti?” Sebab tangan Tuhan menyertai dia.”
(Luk 1: 63 – 66)
Bagi orang Yahudi dan bahkan bangsa-bangsa lain di zaman kuno, nama seseorang itu penting. Sebuah nama akan membawa seluruh hidupnya dan menentukan identitasnya, karakternya, tugas dan “program hidup” yang harus dilakukan orang ini dalam hidupnya. Seperti misalnya, Malaikat Gabriel memberi kabar kepada Perawan Maria dan St. Yusuf untuk menamai Anak dalam rahim Sang Perawan sebagai “Yeshua” atau Yesus yang artinya, “Tuhan menyelamatkan.” Inilah tugas dan “program” hidup Yesus menjadi manusia, yaitu untuk menyelamatkan kita dari dosa dan kematian.
Kita ingat kata Nabi Yesaya: “TUHAN telah memanggil akusejak dari kandungan, telah menyebut namaku sejak dari perut ibuku,” (49: 1). Tampaknya itulah yang terjadi dalam Injil hari ini. Tuhan sendiri yang menentukan nama “Yohanes” sebelum anak ini lahir. Dia harus menyiapkan jalan bagi sang Mesias.
Nama Yohanes atau “Jehonanan” dalam bahasa Ibrani, berarti ‘Tuhan itu pemurah.’ Tuhan telah bermurah hati kepada Zakharia dan Elisabeth yang sudah lanjut, yang dianggap tidak mungkin lagi bagi mereka mendapatkan keturunan. Terbukanya kebisuan Zakharia pada kelahiran putranya, Yohanes Pembaptis, menandakan awal baru rahmat. Itulah sebabnya Yohanes dinamai demikian karena Allah murah hati tidak hanya dalam memberikan seorang putra kepada Elisabeth dan Zakharia tetapi juga dalam memberikan Yohanes kepada bangsa itu. Karena Yohanes adalah pemberian dari Allah kepada Israel. Dia diutus untuk mempersiapkan jalan bagi Tuhan melalui pertobatan dan pengampunan dosa. Dan inilah program hidup dan tugas yang telah diterima Yohanes, yaitu untuk memaklumkan kepada semua orang bahwa Tuhan adalah pemurah dan akan menyelamatkan kita dari dosa dan kematian melalui Putranya, Yesus. Dia akan membuka jalan bagi Yesus, pembawa berita Kristus dan membimbing orang-orang kepada Kristus.
Apakah rencana Tuhan dan program hidup bagi kita? “Semua orang yang dipilih-Nya dari semula, mereka juga ditentukan-Nya dari semula untuk menjadi serupa dengan gambaran Anak-Nya.” (Rom 8:29). Kita dipanggil menjadi seperti Kristus, melakukan kehendak Allah, dan mewartakan kabar sukacita Injil, di setiap jalan hidup yang kita jalani. Kita diciptakan untuk suatu misi tertentu: kelanjutan misi Yesus di bumi. Dengan melanjutkan misi Yesus itu hidup kita bermakna.
Apakah kita setia melakukan kehendak-Nya? Apakah kita berusaha untuk menjadi semakin serupa dengan-Nya? Bagaimanakah saya berusaha untuk melanjutkan misi Yesus? Bagaimana di hari-hari persiapan Natal ini anda telah menjadi tanda dan sarana kebaikan Allah?