Sabda Hidup
Minggu, 2 Mei 2021, Minggu Paskah V Tahun B
“Akulah pokok anggur dan kamulah ranting-rantingnya. Barangsiapa tinggal di dalam Aku dan Aku di dalam dia, ia berbuah banyak, sebab di luar Aku kamu tidak dapat berbuat apa-apa. Barangsiapa tidak tinggal di dalam Aku, ia dibuang ke luar seperti ranting dan menjadi kering, kemudian dikumpulkan orang dan dicampakkan ke dalam api lalu dibakar. Jikalau kamu tinggal di dalam Aku dan firman-Ku tinggal di dalam kamu, mintalah apa saja yang kamu kehendaki, dan kamu akan menerimanya. Dalam hal inilah Bapa-Ku dipermuliakan, yaitu jika kamu berbuah banyak dan dengan demikian kamu adalah murid-murid-Ku.”
(Yoh 15: 5 – 8)
Kebanyakan dari kita kenal Christiano Ronaldo dan Lionel Messi. Mereka adalah pemain-pemain sepakbola yang hebat. Mengapa mereka terkenal sebagai pemain sepakbola yang hebat? Karena mereka tidak hanya piawai dalam menggocek bola, tetapi mereka pandai dalam mencetak gol dan membawa tim mereka juara. Kalau pemain lain misalnya David de Gea atau Gianluigi Donnarumma yang adalah penjaga gawang, apakah harus mencetak gol? Tentu tidak. Intinya adalah, sesuai dengan peran dan posisinya, seorang pemain harus memberi kontribusi yang baik sehingga membawa timnya juara.
Kehidupan murid-murid Yesus yang sejati itu seperti tanaman. Tanaman yang bukan hanya bertumbuh, tetapi harus menghasilkan buah. “Akulah pokok anggur dan kamulah ranting-rantingnya. Barangsiapa tinggal di dalam Aku dan Aku di dalam dia, ia berbuah banyak, sebab di luar Aku kamu tidak dapat berbuat apa-apa….. Dalam hal inilah Bapa-Ku dipermuliakan, yaitu jika kamu berbuah banyak dan dengan demikian kamu adalah murid-murid-Ku.” (Yoh 15: 5, 8).
Yesus menggambarkan diri-Nya sebagai pokok anggur. Mengapa pokok anggur? Gambaran ini sungguh kaya bagi orang-orang Yahudi sebab di tanah Israel terdapat banyak kebun anggur. Kebun anggur juga mempunyai konotasi religius. Nabi Yesaya berbicara tentang bangsa Israel sebagai kebun anggur Tuhan (5: 7). Juga Nabi Yeremia berkata bahwa Tuhan telah menanam bangsa Israel “sebagai pohon anggur pilihan” (2: 21). Sebagai “pohon anggur pilihan”adalah suatu keistimewaan Israel sebagai bangsa terpilih, tetapi hanya dengan bersatu dengan “pokok anggur yang sejati” kehidupan yang sejati diperoleh. Yesus memberikan hidup sejati, hidup yang berkelimpahan yang datang dari Allah, yang nyata dalam buah-buah berlimpah.
Dengan kata lain, perikope Injil hari ini berbicara tentang persatuan dengan Yesus, seperti ranting-ranting harus bersatu dengan pokok anggur. Seperti ranting-ranting bersatu dengan pokoknya, demikian kita harus bersatu dengan Yesus.
Bagaimanakah kita bersatu dengan Yesus? Kita bersatu dengan Yesus melalui baptisan, yang memeteraikan kita selama-lamanya. Cara lain untuk bersatu dengan Yesus adalah dengan mendengarkan Sabda-Nya. Melalui keterbukaan terhadap Roh Kebenaran, sabda Allah menjadi santapan jiwa kita. Betapa kuat Sabda Allah itu sebab “firman Allahhidup dan kuat dan lebih tajam dari pada pedang bermata dua manapun; ia menusuk amat dalam sampai memisahkan jiwa dan roh, sendi-sendi dan sumsum; ia sanggup membedakan pertimbangan dan pikiran hati kita,” (Ibr 4: 12). Sabda Allah berkuasa mengubah mereka yang dengan jujur mencari kebenaran.
Tinggal dalam Yesus itu juga tidak hanya berarti berada bersama dengan-Nya tetapi bersahabat dengan-Nya dan menjadi seperti Dia. Itulah yang dikatakan oleh St. Paulus “bukan lagi aku sendiri yang hidup, melainkan Kristus yang hidup di dalam aku,” (Gal 2: 20). Bersatu dengan Yesus bukan sekadar menghafal ayat-ayat Kitab Suci atau berdoa dan beribadah secara benar atau bahkan berteologi secara benar – tentu semua itu perlu untuk pertumbuhan rohani kita. Tinggal dalam Yesus tidak hanya berarti melakukan sesuatu tetapi menjadi seperti Yesus dalam cara kita berpikir, merasa dan bertindak.
Kesatuan dengan Yesus juga terjadi dengan pelayanan kita. Dengan membantu saudara-saudari kita yang kecanduan narkoba, menginspirasi dan mengajar anak-anak didik dengan kasih, aktif dalam kehidupan paroki dan komunitas, mengurangi pertengkaran dan memenuhi rumah tangga dengan perhatian dan kasih, membantu mereka yang lapar dan berkebutuhan, memperjuangkan keadilan bagi mereka yang tertindas, dan masih banyak lagi bentuk-bentuk pelayanan lainnya yang mempererat kebersatuan kita dengan Yesus.
Untuk tinggal dalam Yesus, doa adalah suatu keharusan. Untuk tetap terhubung dengan orang lain kita perlu sarana komunikasi seperti handphone, email, dsb. Untuk menjaga hubungan kita dengan Yesus, sumber kekutan rohani kita, doa tak tergantikan. Melalaikan hidup doa dan Ekaristi berarti terlepas dari pokok anggur yang memberi kita hidup. Kita dapat menjadi ranting-ranting yang kering.
Tuhan menghendaki agar murid-muridnya menghasilkan buah. Tidak cukup hanya berbunga dan nampak indah, misalnya nampak rajin berdoa dan menghadiri misa. Kita harus menghasilkan buah. Bahkan ranting-ranting yang sudah menghasilkan buah pun masih harus dibersihkan, cabang-cabang yang tak berguna dipotong agar lebih banyak menghasilkan buah. Demikianlah, keinginan-keinginan dan perilaku tak teratur yang mengarahkan pada dosa harus dipotong dan dibuang dalam api.
Apa artinya menghasilkan buah? Itu berarti menghasilkan perbuatan-perbuatan dan pekerjaan-pekerjaan yang baik bagi Kerajaan Allah. Tidak cukup kita hanya sekali-sekali menghasilkan buah. Ia menginginkan agar kita menjadi sempurna seperti Bapa sempurna. Ia menghendaki kita mengasihi Allah dengan sepenuh hati, sepenuh jiwa, sepenuh akal budi dan kekuatan kita. Ia ingin agar kita mengaktualisasikan potensi kita secara maksimal.
Suatu hari seorang ibu berkata: “Hidup perkawinan saya ini seperti peristiwa-peristiwa Rosario. Waktu kami baru saja menikah, peristiwa gembira. Ketika perangai buruk suami saya timbul, peristiwa-peristiwa sedih. Waktu dia meninggal, wah… seperti peristiwa mulia. Dan sekarang saya single lagi, memang bercahaya!” “Tinggallah di dalam Akudan Aku di dalam kamu!” sabda Tuhan. Ini adalah suatu ketekunan dan daya tahan: tinggal dalam Tuhan, apapun yang terjadi. Apapun peristiwa hidupmu, tinggallah dalam Dia, maka anda akan tetap hidup, bertumbuh dan tentu saja menghasilkan buah berlimpah!
Bacaan hari ini: Kis. 9:26-31; Mzm. 22:26b-27,28,30,31-32; 1Yoh. 3:18-24; Yoh. 15:1-8.