Sabda Hidup
Selasa, 22 Juni 2021, Selasa Pekan Biasa XII
Kita menjaga milik kita yang paling berharga dengan sungguh-sungguh dan hati-hati bukan? Sungguh, untuk sesuatu yang paling berharga, kita harus berani mengambil risiko yang besar. Tapi bagaimanakah praktek hidup kita? Kita bilang bahwa kita menghargai hidup, tetapi ngebut di jalan. Kita bilang menghargai kesehatan, tapi kalau melihat makanan kesukaan, merasa sayang kalau dilewatkan….. Teman yang dari Manado bilang, “So ada tare… ator jo….” Kita bilang bahwa kita ingin masuk surga, tapi kita mencoba-coba dosa dan dalam hati bilang, “Nyrempet-nyrempet dikit gak apa-apa kan?” Di mana saja kita berada, gossip jalan terus…. Kita menutup hati kita kepada orang yang membutuhkan uluran tangan….. Demikian juga, kita mungkin membiarkan iman kita merana. Kita mengabaikan sakramen rekonsiliasi. Kita tetap menerima komuni dengan tidak layak. Kita diam saja saat kolega kita bertindak tidak jujur…. Dan masih banyak lagi….
Masuklah melalui pintu yang sesak itu, karena lebarlah pintu dan luaslah jalan yang menuju kepada kebinasaan, dan banyak orang yang masuk melaluinya; karena sesaklah pintu dan sempitlah jalan yang menuju kepada kehidupan, dan sedikit orang yang mendapatinya.” (Mat 7: 13 – 14)
Untuk membuat keputusan yang benar, sering kali kita harus melalui “pintu dan jalan yang sempit”, karena cara mudah sering mengarah pada kehancuran (Matius 7:13), sementara jalan salib yang sulit dan berat menuntun kita pada kehidupan yang kekal (Mat 7:14).
Untuk membuat keputusan yang benar, sering kali kita harus memilih jalan yang kurang populer. Untuk membuat keputusan yang benar, pertama-tama kita harus memutuskan untuk menyerahkan hidup kita kepada Kristus, memikul salib bersama-Nya.
Hidup adalah pilihan. Semoga kita tidak salah memilih.
Bacaan misa hari ini: Kej. 13:2,5-18; Mzm. 15:2-3ab,3cd-4ab,5; Mat. 7:6,12-14.