Remah Harian

PESTA YESUS DIPERSEMBAHKAN DI BAIT ALLAH

Pinterest LinkedIn Tumblr

Sabda Hidup

Rabu, 2 Februari 2022, Pesta Yesus Dipersembahkan di Bait Allah
Bacaan: Mal 3:1-4 atau Ibr 2:14-18Mzm 24:7.8.9.10Luk 2:22-40

“Dan ketika genap waktu pentahiran, menurut hukum Taurat Musa, mereka membawa Dia ke Yerusalem untuk menyerahkan-Nya kepada Tuhan, seperti ada tertulis dalam hukum Tuhan: “Semua anak laki-laki sulung harus dikuduskan bagi Allah.”

(Luk 2: 22 – 23)

Injil hari ini mengisahkan Yusuf, kepala Keluarga Kudus, dengan setia menaati Hukum Tuhan yang diberikan melalui Musa untuk pentahiran seorang ibu 40 hari setelah melahirkan (33 hari setelah anak disunat) dan menebus anak laki-lakinya dengan membawa Maria dan Bayi Yesus ke Bait Allah. Peristiwa tersebut muncul juga pada hari lain dalam tahun liturgi, namun secara tradisional kita rayakan hari ini sebagai Pesta Yesus Dipersembahkan di Bait Allah.

Pesta ini menggabungkan tradisi Yahudi untuk pentahiran seorang ibu setelah melahirkan dan mempersembahkan anaknya di bait Allah. Ada tiga peristiwa terjadi di sana: Pentahiran Maria (dengan mempersembahkan dua ekor merpati di Bait Allah) dan Yesus Dipersembahkan (dengan doa-doa dan derma “lima syikal kepada keluarga imam”) [Bdk Bilangan 3: 47 – 48; Luk 2: 22], dan Perjumpaan Suci (Perjanjian baru yang diwakili oleh Yesus sendiri, berjumpa dengan Perjanjian Lama, yang diwakili oleh Simeon dan Hana). Hari yang sama, di berbagai tempat Pesta ini juga disebut “candlemass” atau “candelaria” karena pada awal misa diadakan pemberkatan dan perarakan lilin yang mengingatkan kita akan Yesus Cahaya Dunia.

Pentahiran dan Penebusan: Hukum Musa mengajarkan bahwa, setiap anak lelaki sulung adalah milik Yahwe, maka orang tua harus “menebusnya”, dengan membayar lima syikal perak (sama dengan 15 Dinar atau upah kerja 15 hari) dan menyerahkan uang itu kepada imam (Bil 3: 47 – 48). Kitab Bilangan 18: 15 juga mengatakan bahwa setiap ibu harus ditahirkan setelah melahirkan dengan doa dan mempersembahkan kurban sekor anak domba (atau dua ekor merpati bagi orang miskin) di Bait Allah. Yusuf menaati hukum ini sebagai ketaatannya kepada Yahwe.

Perjumpaan dengan Simeon dan Hana: Didorong oleh Roh Kudus, Simeon yang saleh dan penuh Roh Kudus serta Hana, yang telah lama menantikan pernyataan keselamatan Allah, hadir di Bait Allah pada saat Yusuf dan Maria membawa Yesus dan mempersembahkan-Nya kepada Bapa. Simeon mengenali Bayi Yesus sebagai Dia yang Diurapi, dan dalam doa dan berkatnya, ia bernubuat bahwa Yesus akan menjadi kemuliaan bagi Bangsa Israel dan Terang bagi bangsa-bangsa. Saat memberkati Maria, Ia mengingatkan bahwa anak itu akan ditentukan untuk menjatuhkan atau membangkitkan banyak orang di Israel dan untuk menjadi suatu tanda yang menimbulkan perbantahan” dan bahwa “sebilah pedang akan menembus jiwa Maria”. Simeon menubuatkan keselamatan seluruh umat manusia yang akan terlaksana oleh Yesus dan untuk itu sengsara akan dialami dalam perutusan-Nya sebaga Mesias.

Pesan Hidup:

  1. Setiap kali kita merayakan Ekaristi kita mempersembahkan diri kita sendiri. Meski secara “resmi” kita telah dipersembahkan kepada Allah pada saat kita dibaptis, kita mempersembahkan diri kita dan orang-orang yang kita kasihi ke depan Altar Bapa melalui Penyelamat Kita Yesus Kristus, pada setiap perayaan Ekaristi. Maka, kita perlu menjalani keseharian kita dengan kesadaran bahwa kita telah dipersembahkan kepada Allah, dikuduskan bagi-Nya, dan karenanya kita wajib mengusahakan hidup yang kudus. Mari kita juga ingat akan orang tua permandian kita dan mendoakan mereka yang telah mempersembahkan kita kepada Allah.
  2. Kedua orangtua Yesus bersama-sama mengadakan perjalanan jauh ke Yerusalem untuk menanaati hukum Tuhan. Dalam diri Yusuf dan Maria yang mempersembahkan Yesus di Bait Allah, kita mempunyai teladan istimewa seorang suami dan isteri dalam menghidupi iman dan mendidik anak dalam iman.
Author

Write A Comment