Sabda Hidup
Rabu, 27 Oktober 2021, Rabu Pekan Biasa XXX
Bacaan: Rm. 8:26-30; Mzm. 13:4-5,6; Luk. 13:22-30.
Banyak dari masalah-masalah yang kita hadapi dalam hidup datang dari lontaran pertanyaan yang salah. Kita mengajukan pertanyaan yang salah. Oleh sebab itu, kita juga mendapatkan jawaban yang salah. Pertanyaan pertama yang ingin dikoreksi oleh Tuhan adalah “Sedikit sajakah yang diselamatkan?” Itu adalah pertanyaan yang salah sebab seharusnya kita bertanya, “Bagaimana kita diselamatkan?” Tuhan tidak akan memberikan jumlah. Tuhan menunjukkan jalan. Kita akan diselamatkan dengan masuk melalui pintu yang sesak.
Pertanyaan yang salah berikutnya adalah, “Di manakah pintu itu?” Pertanyaan itu salah sebab seharusnya pertanyaannya bukan “Di manakah pintu itu?” Sebab tidak ada pintu. Pertanyaan yang benar untuk diajukan bukan “Di manakah pintu?” melainkan “Siapakah pintu itu?”. Pintu itu bukan tempat. Pintu itu tidak dapat ditemukan dalam peta. Sebab pintu itu adalah seorang pribadi – Yesus Kristus.
Pertanyaan salah lainnya adalah, “Apa yang harus kulakukan?” Pertanyaan itu salah sebab ingin agar kita bertanya, “Apa yang harus saya terus lakukan?” Sejak awal kita ini baik, dan sering kali sudah berbuat baik, tetapi sering gagal mempertahankan perbuatan baik itu. Kita mulai dengan tindakan pertama yang baik, tetapi tidak berhasil mempertahankan perbuatan baik itu hingga yang keduapuluh, atau ketigapuluh, atau keenampuluh, atau keseratus…. Sering kali kita “panas-panas tahi ayam”. Bagus pada awalnya, tetapi dalam mempertahankan komitmen…. kita payah….
Ada banyak lagi pertanyaan yang salah yang sering kali mengarahkan kita pada jawaban yang salah dan menyebabkan kita frustrasi. Jangan bertanya “berapa”, “sedikit sajakah”, tetapi “bagaimana diselamatkan”. Jangan bertanya di manakah pintu; bertanyalah siapakah pintu itu. Jangan bertanya apa yang harus saya lakukan; tetapi apa yang tetap harus saya lakukan.
Mari kita masuk ke dalam hati kita dan bertanya, “Apa pertanyaan-pertanyaan dalam hati saya saat ini yang tak terjawab?” Mungkin sumber dari rasa sakit dan penderitaan kita adalah pertanyaan-pertanyaan yang salah dalam hidup kita.