Sabda Hidup
Selasa 16 November 2021, Selasa Pekan Biasa XXXIII
Bacaan: 2Mak. 6:18-31; Mzm. 3:2-3,4-5,6-7; Luk. 19:1-10.
“Anak Manusia datang untuk mencari dan menyelamatkan yang hilang.”
(Luk 19: 10)
“Aku berkata kepadamu, sesungguhnya pemungut-pemungut cukai dan perempuan-perempuan sundal akan mendahului kamu masuk ke dalam Kerajaan Allah,” (Mat 21:31). Demikian Yesus mengingatkan kita yang sering merasa paling benar. Kita, para murid Kristus, harus belajar dari kisah Zakheus.
Injil hari ini mengajak kita menemui Zakheus, kepala pemungut cukai di Yerikho. Meskipun ia adalah seorang yang kaya, ia dipinggirkan oleh orang lain karena ia memungut pajak bagi bangsa Romawi dan terlebih lagi, mungkin saja kekayaannya berasal dari pendapatan yang tak jujur, dari korupsi dan kolusi. Para pemungut cukai dipandang sebagai pengkhianat, sebab mereka bekerjasama dengan penjajah; mereka tercemar, karena mereka selalu bergaul dengan orang-orang kafir.
Lukas menggambarkan pemungut cukai ini: ia kaya tetapi pendek dan tidak disukai oleh banyak orang. Zakheus merasa pendek, barangkali lebih disebabkan oleh rasa rendah diri yang menghalanginya untuk bergaul dengan orang-orang lain. Ia sadar bahwa masyarakatnya tidak menghargainya, bahkan membencinya. Itu membuatnya merasa pendek. Tetapi Yesus sama sekali tidak mencelanya. Karenanya, Zakheus tak lagi merasa pendek. Pengalamannya sungguh tak terkatakan. Yesus tidak menghindarinya, malahan menjadi tamu di rumahnya, semeja dengan dia. Bagi bangsa Yahudi, berbagi makanan berarti berbagi hidup. Maka, bagi Zakheus pengalaman itu sungguh luar biasa dan merupakan pengalaman rahmat yang mengubah hidupnya. Ia mengalami pertobatan sejati yang mengubah rencana hidupnya.
Zakheus yang disingkirkan dan dihina dalam masyarakat itu dipulihkan oleh rahmat dan pengertian. Sekali saja seseorang “disentuh” oleh Yesus, ia akan menyadari ketidakadilan dan dosa yang telah dibuatnya. Perilaku yang baru dari Zakheus menunjukkan apa artinya menemukan makna hidup yang baru.
Tuhan membenci dosa, tetapi menyelamatkan pendosa; Ia mencari mereka, membawanya kembali. Mereka yang tidak pernah merasa dicari oleh belas kasih Tuhan, akan sulit untuk meraba-raba kata-kata dan sikap Yesus yang luar biasa terhadap Zakheus.
Zakheus menemukan dari Yesus bahwa mengasihi secara cuma-cuma itu mungkin. Perjumpaan dengan sang Cinta, dengan mengalami bahwa ia dikasihi kendati ia berdosa, memampukannya untuk mengasihi sesama.
Semoga kita pun memperoleh rahmat untuk senantiasa menyadari belas kasih serta kerahiman Yesus, sehingga kita pun dimampukan untuk berbelas-kasih terhadap sesama.