Hari ini, 2 November adalah Hari Raya Peringatan Arwah Semua Orang Beriman (Commemoratio omnium fidelium defunctorum). Secara historis, Abbas Odilo dari Cluny menetapkan perayaan ini di biara-biara Benediktin tahun 998. Ordo-ordo religius mengadopsi perayaan ini dan kemudian diikuti oleh berbagai keuskupan, serta secara bertahap diikuti pula oleh seluruh Gereja dan terus berlanjut sampai hari ini. Doa Offisi untuk orang-orang meninggal harus didoakan hari ini. Setiap imam diizinkan untuk mempersembahkan tiga misa hari ini.
Gereja mengajarkan bahwa jiwa-jiwa orang beriman yang telah meninggal dan masih mempunyai dosa-dosa ringan masih tinggal di suatu tempat penantian yang disebut api penyucian, di mana mereka menderita hukuman atas pelanggaran mereka. Bahkan jika pengampunan telah diperoleh untuk dosa-dosa itu, silih harus dipersembahkan kepada Allah, Pencipta kita, di dunia ini atau di masa depan; sebab kesucian-Nya telah dihina oleh manusia. Dogma iman kita mengajarkan bahwa jiwa-jiwa yang menderita dibebaskan oleh perantaraan para kudus di surga dan oleh doa-doa umat beriman di dunia. Dengan demikian berdoa bagi arwah orang-orang beriman adalah tindakan amal kasih dan kesalehan, dan tentu saja merupakan kewajiban bagi setiap orang kristiani. Kitab Suci sendiri mengatakan: adalah suatu pikiran yang kudus dan baik untuk berdoa bagi orang mati, supaya mereka dilepaskan dari dosa-dosa mereka, (2 Mak 12: 46). Ini adalah kabar baik bagi kita karena Tuhan tidak meninggalkan jiwa saudara-saudari kita yang telah meninggal dalam iman bahkan ketika mereka tidak sesuai dengan cita-cita kesempurnaan Kristiani.
Dalam rangka Hari Raya memperingati arwah semua orang beriman (2 November), setiap orang Katolik memperoleh indulgensi penuh bagi orang yang sudah meninggal. Caranya: mengunjungi makam atau mendoakan arwah dari tanggal 1 – 8 November. Indulgensi artinya kelunakan hati, kelembutan hati, kemurahan hati, pengampunan dan pembebasan. Indulgensi itu akan dikaruniakan Tuhan kepada saudara-saudara kita yang didoakan. Namun jika ternyata mereka yang kita doakan itu sudah naik surga, maka rahmat tersebut akan dilimpahkan kepada kita.
Saat kita mengenangkan orang-orang tercinta yang telah meninggal hari ini, kita juga ingat akan kematian kita sendiri. Pertanyaan terpenting adalah: apakah kita siap menghadapi saat yang tak terelakkan itu, saat kita mempertanggungjawabkan kehidupan kita di hadapan Tuhan? Mempersiapkan kematian bisa berarti melakukan perbuatan baik sementara kita masih punya waktu di dunia ini. Tuhan kita dengan jelas mengatakan: “Kumpulkanlah bagimu harta di sorga; di sorga ngengat dan karat tidak merusakkannya dan pencuri tidak membongkar serta mencurinya,” (Mat 6:20). Tentu jawaban atas pertanyaan di atas tidak hanya kita jawab saat kita mengenangkan arwah semua orang beriman saja, tetapi kita jawab dalam perjuangan hidup kita sehari-hari sebagai hamba-Nya yang setia.
Bacaan hari ini: 2Mak. 12:43-46; Mzm. 130:1-2,3-4,5-6a,6-7,8; 1Kor. 15:12-34; Yoh. 6:37-40.