Sabda Hidup
Jumat, 16 September, Jumat Pekan Biasa XXIV, Peringatan St. Kornelius dan Siprianus
Bacaan: 1Kor. 15:12-20; Mzm. 17:1,6-7,8b,15; Luk. 8:1-3
“Yesus berjalan berkeliling dari kota ke kota dan dari desa ke desa memberitakan Injil Kerajaan Allah. Kedua belas murid-Nya bersama-sama dengan Dia, dan juga beberapa orang perempuan yang telah disembuhkan dari roh-roh jahat atau berbagai penyakit, yaitu Maria yang disebut Magdalena, yang telah dibebaskan dari tujuh roh jahat, Yohana isteri Khuza bendahara Herodes, Susana dan banyak perempuan lain. Perempuan-perempuan ini melayani rombongan itu dengan kekayaan mereka.”
(Luk 8: 1 – 3)
Kisah-kisah dalam Injil sering kali memberi kesan bahwa para murid dan rasul Yesus adalah para lelaki yang dipilih di antara para lelaki. Kisah Injil hari ini memberi kesan yang berbeda. Dalam sebuah budaya di mana hanya para lelaki diberdayakan oleh masyarakatnya untuk peran-peran penting, Yesus juga memberdayakan para perempuan. Dia adalah seorang emansipator.
Memang, Gereja kita sebagian besar bercorak patriarkal. Laki-laki memimpin Gereja melalui para Kardinal, Uskup dan Imam. Laki-laki dipanggil untuk imamat dalam pribadi dan nama Kristus yang adalah seorang laki-laki. Namun, perempuan juga mempunyai tempat dan peran dalam Gereja. Dalam liturgi misalnya, banyak yang petugasnya adalah perempuan seperti tugas membaca bacaan, menjadi pelayan altar, atau menjadi petugas pembagi komuni. Dalam kepemipinan Paus Fransiskus, perempuan juga mempunyai peran yang lebih besar. Baru-baru ini, pada bulan Juli Paus Fransiskus menunjuk tiga perempuan untuk menjadi anggota Dikasteri para Uskup, kantor Vatikan yang bertanggung jawab untuk mengevaluasi anggota baru hierarki Gereja Katolik. Mereka adalah Suster Raffaella Petrini, Suster Yvonne Reungoat dan Maria Lia Zervino. Suster Raffaella Petrini adalah seorang Fransiskan, yang telah menjadi sekretaris jenderal kegubernuran Vatikan, posisi kedua dalam pemerintahan Negara Kota Vatikan, sejak November 2021. Suster Yvonne Reungoat, pemimpin umum Puteri Maria Penolong Umat Kristiani, salah satu kongregasi cabang Salesian, menjadi salah satu dari tujuh perempuan pertama yang ditunjuk sebagai anggota departemen Vatikan untuk Hidup Bakti, sejak 2019. Maria Lia Zervino, seorang anggota dari Asosiasi Perawan-Perawan yang Disucikan “Servidoras,” adalah presiden dari Persatuan Organisasi Wanita Katolik Dunia. Dia juga seorang konsultan Dewan Kepausan untuk Dialog Antaragama.
Dalam masyarakat pun, kini, setiap hari kita melihat perempuan mempunyai peran yang sejajar dengan laki-laki. Ada banyak perempuan di tampuk pimpinan perusahaan, kita melihat bagaimana perempuan mendominasi dunia radio dan televisi, kita melihat para perempuan di kancah politik. Namun kita juga sadar bagaimana perempuan sering dieksploitasi sebagai “sex symbols” dalam dunia hiburan, untuk menarik perhatian dalam menjual pelbagai macam produk, dan masih banyak bidang lain di mana para perempuan dieksploitasi.
Yesus menunjukkan bagaimana komunitas awalnya merupakan suatu gabungan yang sehat dari para lelaki dan perempuan yang sama-sama bersemangat demi Kerajaan Allah.
Bagaimana saya sebagai laki-laki atau perempuan saling melengkapi untuk mewartakan Kabar Baik di dunia ini?