Sabda Hidup
Jumat, 2 Desember 2022, Jumat Pekan Advent I
Bacaan: Yes. 29:17-24; Mzm. 27:1,4,13-14; Mat. 9:27-31.
Ketika Yesus meneruskan perjalanan-Nya dari sana, dua orang buta mengikuti-Nya sambil berseru-seru dan berkata: “Kasihanilah kami, hai Anak Daud.” Setelah Yesus masuk ke dalam sebuah rumah, datanglah kedua orang buta itu kepada-Nya dan Yesus berkata kepada mereka: “Percayakah kamu, bahwa Aku dapat melakukannya?” Mereka menjawab: “Ya Tuhan, kami percaya.” Lalu Yesus menjamah mata mereka sambil berkata: “Jadilah kepadamu menurut imanmu.”
(Mat 9: 27 – 29)
Ketika dua orang buta mendengar bahwa Yesus sedang melewati jalan mereka, mereka mengikuti-Nya dan memohon belas kasih-Nya. Belas kasih secara harafiah berarti “bersedih hati”. Tapi belas kasih adalah sesuatu yang lebih dari bela rasa, atau kesedihan yang tulus atas kemalangan orang lain. Berbela rasa berarti berempati dengan penderita. Tapi belas kasih melangkah lebih jauh. Itu menghapus penderitaan. Orang yang berbelas-kasih berbagi kemalangan dan penderitaan orang lain seolah-olah itu kemalangan dan penderitaan mereka sendiri.
Ketika dua orang buta itu mendekati Yesus, Ia mempertanyakan kesungguhan mereka. “Percayakah kamu, bahwa Aku dapat melakukannya?” Yesus menguji mereka, bukan untuk menolak mereka, tetapi untuk meneguhkan iman dan kepercayaan mereka pada belas kasihan Allah. Dia menjamah mata mereka, baik untuk mengenali penderitaan mereka maupun untuk membangkitkan iman mereka. Iman mereka tumbuh ketika mereka menanggapi perkataan-Nya dengan harapan yang pasti. Yesus memulihkan penglihatan mereka – baik secara fisik maupun rohani kepada realitas kerajaan Allah. Iman membuka jalan bagi kita untuk melihat kuasa Kerajaan Allah dan mengalami kehadiran penyembuhan-Nya dalam hidup kita.
Dalam Yesus kita melihat kepenuhan rahmat Allah dan kuasa kerajaan-Nya – kuasa untuk menyelamatkan dari maut dan kehancuran, untuk mengampuni dosa dan mengangkat beban kesalahan, serta untuk menyembuhkan kelemahan dan membebaskan yang tertindas. Yesus tidak pernah menolak untuk menyatakan belas kasihan Allah kepada mereka yang sungguh-sungguh mencarinya. Bagaimana kita dapat mencari dan mendapatkan belas kasihan Tuhan? Tuhan berbelas kasih kepada yang rendah hati – kepada mereka yang menyadari kebutuhan mereka akan Tuhan dan untuk pengampunan serta kekuatan penyembuhan-Nya.
Tuhan ingin mengubah hidup kita untuk membebaskan kita agar kita hidup sebagai putra dan putri-Nya dan warga kerajaan-Nya. Iman adalah kunci untuk transformasi ini. Bagaimana kita dapat bertumbuh dalam iman? Iman adalah karunia yang diberikan secara cuma-cuma oleh Allah untuk membantu kita mengenal Allah secara pribadi, memahami kebenaran-Nya, dan hidup dalam kuasa kasih-Nya. Agar menjadi efektif, iman harus dikaitkan dengan kepercayaan dan ketaatan – penyerahan diri secara aktif kepada Tuhan dan kesediaan untuk melakukan apapun yang diperintahkan-Nya. Tuhan Yesus ingin kita hidup dalam pengharapan yang pasti bahwa Ia akan memenuhi janji-janji-Nya kepada kita dan membawa kita ke dalam kepenuhan kerajaan-Nya – kerajaan kebenaran, damai sejahtera, dan sukacita dalam Roh Kudus (Roma 14:17).
Adakah blind-spots dalam hidup Anda yang menghalangi Anda untuk mengenali kekuatan dan belas kasih Tuhan? Adakah yang menghalangi anda untuk menyerahkan diri sepenuhnya kepada-Nya dan taat melaksanakan perintah-Nya?
Tuhan Yesus, bantu aku untuk mendekat pada-Mu dengan iman dan percaya pada kuasa dan belas kasih-Mu yang menyelamatkan. Bebaskan aku dari keraguan dan ketidakpercayaan agar aku dapat mendekat pada-Mu dengan sungguh-sungguh dan mempercayakan diri kepada-Mu dengan iman yang penuh harapan. Biarkan Kerajaan-Mu datang dan semoga kehendak-Mu terlaksana dalam diriku.