Remah Harian

PERAN KENABIAN

Pinterest LinkedIn Tumblr

Sabda Hidup

Kamis 14 Oktober 2021, Kamis Pekan Biasa XXVIII

Bacaan: Rm. 3:21-30; Mzm. 130:1-2,3-4b,4c-6; Luk. 11:47-54.

“Aku akan mengutus kepada mereka nabi-nabi dan rasul-rasul dan separuh dari antara nabi-nabi dan rasul-rasul itu akan mereka bunuh dan mereka aniaya, supaya dari angkatan ini dituntut darah semua nabi yang telah tertumpah sejak dunia dijadikan.”

(Luk 11: 49 – 50)

Alkisah, pemimpin sebuah biara memerintahkan agar kucing piarannya diikat selama ibadat sore agar tidak mengganggu penghuni biara itu beribadat. Setelah pemimpin biara itu mati, kucing itu selalu diikat selama ibadat sore supaya tidak mengganggu mereka beribadat. Ketika kucing itu mati, seekor kucing yang lain dibawa ke biara sehingga selama ibadat sore ada seekor kucing yang diikat. Begitulah kebiasaan itu berlanjut dari tahun ke tahun, dan kemudian berjilid-jilid traktat ditulis oleh para ahli peribadatan tentang arti pentingnya mengikat kucing selama ibadat.

Sahabat, hal itu dapat terjadi ketika kita begitu tenggelam dalam hal-hal luaran dan kehilangan yang essensial. Agama dan tradisi dapat memberikan zona nyaman palsu, keamanan dan rasa puas diri. Ingat, banyak dosa dan ketidakadilan telah dilakukan dalam nama Tuhan!

Hari ini kita diingatkan akan peran kita sebagai nabi. Ada yang bilang bahwa kata-kata seorang nabi menghibur yang  gundah dan mengusik yang mapan. Ketika kita merasa bahwa kata dan tindakan kita menghibur mereka yang mapan dan mengganggu mereka yang gundah, itu berarti bahwa kita telah berhenti menjadi nabi. Ketika kita tidak lagi menantang orang untuk melampaui zona nyaman mereka, ketika tak lagi memberi visi, tak lagi memberi harapan dan makna yang lebih dalam, maka kita telah gagal dalam peran kita membantu orang untuk melintasi ketakutan dan penderitaan mereka.

Jika kita tidak lagi menjadi nabi, lalu mau jadi apa kita? Mencari untung dengan menjadi pelaku kebohongan, rekan dan pelaku ketimpangan, pejuang status quo dan lebih parah lagi menjadi badut-badut ketidakadilan?

Author

Write A Comment