Remah Harian

PENYEMBAH DAN PENGIKUT YESUS

Pinterest LinkedIn Tumblr

Sabda Hidup

Kamis, 20 Januari 2022, Kamis Pekan Biasa 2
Bacaan: 1Sam. 18:6-9; 19:1-7Mzm. 56:2-3,9-10a,10bc-11,12-13Mrk. 3:7-12.

“Kemudian Yesus dengan murid-murid-Nya menyingkir ke danau, dan banyak orang dari Galilea mengikuti-Nya. Juga dari Yudea, dari Yerusalem, dari Idumea, dari seberang Yordan, dan dari daerah Tirus dan Sidon datang banyak orang kepada-Nya, sesudah mereka mendengar segala yang dilakukan-Nya. Ia menyuruh murid-murid-Nya menyediakan sebuah perahu bagi-Nya karena orang banyak itu, supaya mereka jangan sampai menghimpit-Nya. Sebab Ia menyembuhkan banyak orang, sehingga semua penderita penyakit berdesak-desakan kepada-Nya hendak menjamah-Nya.”

(Mrk 3: 7 – 10)

Sangatlah wajar jika orang-orang berduyun-duyun ke tempat di mana Yesus berada, karena mereka dapat mengalami penyembuhan. Jumlah orang banyak itu begitu besar sehingga Yesus meminta murid-muridnya untuk menyiapkan perahu untuknya supaya mereka tidak menghimpit-Nya. Orang banyak telah mendengar tentang apa yang Yesus lakukan dan mereka datang untuk mendapatkan “manfaat” dari-Nya. Orang banyak itu datang lebih karena ingin disembuhkan, ketimbang untuk mendengarkan ajaran Yesus. Itulah sebabnya mereka mencoba menjamah Yesus.

Entahlah berapa banyak dari mereka itu yang bertobat dan menghidupi nilai-nilai Yesus. Ketika Yesus dihadapkan kepada Pontius Pilatus dan ketika Pilatus meminta orang banyak yang berkumpul di sana untuk memilih antara Yesus dan Barabas, orang banyak berteriak untuk melepaskan Barabas, bukan Yesus! Memang, perilaku orang banyak sering tidak rasional; sering terjadi bahwa orang banyak menikmati kekerasan dan banyak orang yang tidak bersalah menjadi korban.

Di sisi lain ada beberapa individu yang mengikuti-Nya bahkan pada masa paling kritis hidup Yesus. Ketika Yesus dihukum mati dan dibawa ke Kalvari, Maria, ibu Yesus, Maria Magdalena dan beberapa perempuan lain mengikuti Yesus. Sepanjang sengsara Yesus mereka mengikuti-Nya dan mereka berada di kaki salib Yesus. Di manakah para murid yang telah dipilih dan dididik secara khusus oleh Yesus? Mereka lari karena takut ditangkap dan dibunuh seperti Yesus. Hanya seorang yang tercatat mengikuti-Nya sampai di kaki salib.

Sahabat-sahabat terkasih, di masa kini kita juga dapat menemukan dua macam orang Kristen:

1) Sejumlah besar orang Kristen yang adalah “penyembah” Yesus

2) Pengikut Yesus yang melanjutkan misi Yesus untuk membangun kerajaan Allah, masyarakat yang adil, harmonis dan inklusif.

Kita tidak dapat menyangkal bahwa sepanjang sejarah perjalanan Gereja terjadi pergeseran dari pengikut Yesus menjadi penyembah Yesus. Tata penyembahan yang rumit dengan banyak ritual, devosi dan perayaan pesta yang tak terhitung banyaknya, ziarah, pemujaan, tirakat, dsb adalah hasil dari pergeseran tersebut. Saya tidak mengatakan bahwa tata ibadah, doa, worship, devosi itu tidak perlu. Semua itu penting. Tetapi, amatlah sayang jika kita hanya berhenti pada praktek-praktek kesalehan.

Lebih mudah bagi kita untuk menjadi penyembah Yesus di zona nyaman. Mengikuti Yesus membutuhkan keterlibatan di dunia dengan menjadi garam dan terang dan membawa perubahan seperti yang Yesus cita-citakan. Tak jarang untuk itu kita berhadapan dengan tantangan dan harus berhadapan dengan sistem dan struktur yang melanggengkan ketidaksetaraan, diskriminasi, eksploitasi, ketidakadilan, dll. Semuanya itu tentu mengandung risiko. Tidak terhitung orang-orang yang mengorbankan nyawanya demi nilai-nilai Yesus yang diperjuangkannya.

Penyembah Yesus menemukan penghiburan dalam penyembahan, menyanyikan puji-pujian dan menghabiskan berjam-jam dalam adorasi, berdoa rosario, tetapi terputus dengan apa yang terjadi di masyarakat, bahkan di lingkungan sekitar. Seorang pengikut Yesus juga berdoa, berdevosi, beribadah, menyanyikan lagu-lagu pujian, tetapi ia juga punya perhatian terhadap apa yang terjadi di masyarakat dan dunia. Seorang pengikut Yesus sadar akan kehadiran Tuhan di dalam dirinya dan memperjuangkan visi Tuhan dengan kreatif. Seorang penyembah puas dengan membuat permohonan kepada Tuhan, menceritakan ketidakberdayaannya dan berharap bahwa Tuhan akan menyelesaikan semua masalahnya. Seorang pengikut Yesus sadar akan kehadiran Tuhan di dalam dirinya dan berusaha semaksimal mungkin untuk mencari solusi atas masalah-masalahnya, dengan menggunakan kreativitas yang diberikan Tuhan kepadanya.

Yesus sendiri selalu berdoa, menyediakan waktu dalam keheningan bersama Bapa. Namun, keakraban dan kesatuannya dengan Bapa menghasilkan tindakan-Nya memberdayakan orang-orang, memulihkan martabat manusia dan mengingatkan mereka akan kehadiran Tuhan di dalam diri mereka. Yesus menyediakan waktu dalam kontemplasi dan menyadari kekuatan Ilahi di dalam diri-Nya dan menggunakan kekuatan itu untuk membawa perubahan dalam masyarakat. Yesus pun ingin agar para pengikut-Nya mengikuti jalan-Nya dan melanjutkan misi-Nya dalam konteks saat ini dan tidak hanya menyembah-Nya.

Ia sendiri bersabda: “Aku telah menetapkan kamu, supaya kamu pergi dan menghasilkan buah dan buahmu itu tetap!” (Yoh 15: 16)

Author

Write A Comment