Sabda Hidup
Kamis, 24 November 2022, Peringatan Wajib St. Andreas Dunc Lac
Bacaan: Why. 18:1-2,21-23; 19:1-3,9a; Mzm. 100:2,3,4,5; Luk. 21:20-28
“Bangkitlah dan angkatlah mukamu, sebab penyelamatanmu sudah dekat.”
(Luk 21: 28)
Tinggal tiga hari tersisa dalam tahun liturgi yang akan berakhir ini. Hari Minggu nanti kita mulai masa Advent dan kita masuki tahun liturgi yang baru. Mendekati akhir tahun liturgi ini, kita masih diajak untuk merenungkan akhir jaman melalui Injil yang berbicara tentang runtuhnya Yerusalem dan tentang akhir zaman.
Akhir zaman, kiamat, selalu menjadi spekulasi dari banyak orang. Sudah banyak ramalan, tahun ini dan tahun itu kiamat. Akan tetapi pentingkah spekulasi-spekulasi seperti itu?
Ketimbang memboroskan waktu untuk spekulasi yang tidak berguna itu, yang lebih penting adalah hidup sebagai seorang beriman Kristiani secara penuh saat ini. Yang lebih penting adalah saat ini.
Tetapi pertanyaannya adalah: apakah saya setia dan menghidupi iman sebagai seorang Kristiani secara sungguh-sungguh?
Apakah saya setia dengan panggilan saya sebagai orang tua, sebagai religius, sebagai imam, sebagai pegawai yang jujur entah di sektor pemerintah maupun swasta? Apakah saya membuat sesuatu untuk membuat dunia ini menjadi tempat tinggal kita yang lebih baik? Seberapa banyakkah perbuatan baik yang telah saya lakukan?
Saat Anak Manusia itu datang, Ia berkata: “Mari, hai kamu yang diberkati oleh Bapa-Ku, terimalah Kerajaan yang telah disediakan bagimu sejak dunia dijadikan. Sebab ketika Aku lapar, kamu memberi Aku makan; ketika Aku haus, kamu memberi Aku minum; ketika Aku seorang asing, kamu memberi Aku tumpangan; ketika Aku telanjang, kamu memberi Aku pakaian; ketika Aku sakit, kamu melawat Aku; ketika Aku di dalam penjara, kamu mengunjungi Aku.”
St. Andreas Dunc Lac dan para martir Vietnam

Hari ini kita peringati St. Andreas Dunc Lac, salah satu dari para Martir Vietnam (Martir Tonkin, Martir Annam, Andrew Dung-Lac dan rekan-rekan, Martir Indochina ) yang berjumlah 117 orang, yang dikanonisasi oleh Paus Yohanes Paulus II pada 19 Juni 1988.
Iman Katolik di Vietnam pertama kali dibawa oleh para Misionaris dari Portugal pada abad keenam belas. Selanjutnya para Misionaris Jesuit membuka rumah misi pertama di kota Da Nang pada tahun 1615. Mereka berkarya bersama umat Katolik Jepang yang telah diusir dari Jepang.
Pada masa pemerintahan Kaisar Minh-Mang (1820-1840) semua karya misionaris asing di vietnam dinyatakan terlarang. Raja sendiri mencoba untuk membuat orang-orang Kristen Vietnam menyerahkan iman mereka dengan menginjak-injak salib. Ketika mereka tetap bertahan dengan iman mereka; mereka mulai mengalami penganiayaan dan banyak yang tewas menjadi martir.
Para martir yang kita peringati hari ini berjumlah 117 martir yang terdiri terdiri dari 96 orang Vietnam, 11 orang Spanyol serta 10 orang Perancis. Delapan orang di antara mereka adalah Uskup, 50 orang adalah Imam dan 59 orang lainnya adalah umat Katolik awam. Sebagian dari antara para imam tersebut adalah imam Dominikan, sedangkan yang lainnya adalah imam Praja dan Imam Serikat Misi Paris (Mission Etrangères de Paris/MEP).
Penyiksaan yang dialami para Martir ini dianggap sebagai yang terburuk dalam sejarah Kemartiran Gereja Kristen. Para penyiksa diketahui memutilasi setiap sambungan sendi ditubuh mereka, mengoyak daging dengan besi membara, dan menggunakan obat-obatan untuk memperbudak pikiran para korban. Orang-orang Kristen Vietnam pada saat itu diberi cap dengan besi membara di wajahnya dengan tulisan “tả đạo” yang berarti: “Agama Jahat”. Setiap desa tempat dimana terdapat keluarga Kristen akan dilenyapkan.
Para martir Vietnam telah menderita untuk mempertahankan harta terbesar yang mereka miliki: Iman Katolik.
Kitapun dipanggil untuk bersaksi. Sakramen Baptis yang telah kita terima telah menjadikan kita saksi-saksi Kristus. Itu tidak selalu merupakan jalan yang mudah, khususnya di saat-saat yang menuntut perubahan. Kesulitan-kesulitan tidak jarang justru datang dari mereka yang terdekat dengan kita. Akan tetapi kepada kita ada jaminan bahwa Kristus bersama kita dan melalui Roh Kudus Ia mengaruniakan kebijaksanaan untuk dikatakan dan dilakukan. Maka, janganlah takut bersaksi.