“Adalah seorang tuan tanah membuka kebun anggur dan menanam pagar sekelilingnya. Ia menggali lobang tempat memeras anggur dan mendirikan menara jaga di dalam kebun itu. Kemudian ia menyewakan kebun itu kepada penggarap-penggarap lalu berangkat ke negeri lain. Ketika hampir tiba musim petik, ia menyuruh hamba-hambanya kepada penggarap-penggarap itu untuk menerima hasil yang menjadi bagiannya,” (Mat 21: 33 – 34).
Mungkin kita sudah hafal kelanjutan kisah tersebut. Para penggarap itu ternyata memberontak. Utusan-demi utusan dikirim oleh sang pemilik kebun anggur itu, tetapi mereka dibunuh. Akhirnya, pemilik kebun anggur itu memberi kesempatan terakhir: ia mengirim anaknya, dengan harapan bahwa ia akan didengar. Ternyata, anaknya itu juga dibunuh. Apakah yang akan dilakukan oleh pemilik kebun anggur itu? “Ia akan membinasakan orang-orang jahat itu dan kebun anggurnya akan disewakannya kepada penggarap-penggarap lain, yang akan menyerahkan hasilnya kepadanya pada waktunya.” (Mat 21: 41). Kerajaan Allah akan diambil dari padamu dan akan diberikan kepada suatu bangsa yang akan menghasilkan buah Kerajaan itu, (Mat 21: 43).
Kepada kita semua telah dipercayakan kebun anggur itu. Bahkan, dengan penyelenggaraan-Nya ia telah mempersiapkan apa yang perlu, agar kebun anggur itu dikelola dengan baik dan menghasilkan buah yang diharapkan. Sebelum menyerahkan kebun anggur itu kepada penggarap, sang pemilik telah “menggali lobang tempat memeras anggur dan mendirikan menara jaga di dalam kebun itu,” (Mat 21: 33).
Apakah kebun anggur yang dipercayakan kepada kita? Kebun anggur itu adalah orang-orang, relasi, bumi tempat kita berpijak dan hidup kita, yang telah dipercayakan oleh Allah kepada kita, untuk digarap, diperhatikan. Itu berarti suami atau isteri, perkawinan, anak-anak, keluarga, pekerjaan, gereja kita, keputusan-keputusan kita, harapan-harapan, cita-cita, dan perhatian serta keprihatinan kita. Semuanya adalah kebun anggur yang dipercayakan kepada kita, dengan harapan bahwa semuanya itu digarap, dikelola, diperhatikan dengan baik dan menghasilkan buah yang baik bagi Kerajaan Allah.
Akankah Allah menjumpai kita sebagai para penggarap yang dapat diandalkan? Apa jadinya, jika hidup yang dipercayakan kepada kita, tidak kita “garap” atau kelola dengan baik, dan oleh sebab itu diambil-Nya kembali?
Bacaan Misa hari ini: Yes. 5:1-7; Mzm. 80:9,12,13-14,15-16,19-20; Flp. 4:6-9; Mat. 21:33-43