Sabda Hidup
Sabtu, 5 Juni 2021, Peringatan St. Bonifasius, Uskup dan Martir
“Lalu datanglah seorang janda yang miskin dan ia memasukkan dua peser, yaitu satu duit.
….. Aku berkata kepadamu, sesungguhnya janda miskin ini memberi lebih banyak dari pada semua orang yang memasukkan uang ke dalam peti persembahan. Sebab mereka semua memberi dari kelimpahannya, tetapi janda ini memberi dari kekurangannya, semua yang ada padanya, yaitu seluruh nafkahnya.”
(Mrk 12: 42 – 44)
Mengapa janda miskin itu memberikan dua peser? Mengapa tidak satu saja yang diberikan? Tidakkah ia berpikir tentang kebutuhannya? Dia memberikan semua yang dimilikinya, melupakan dirinya sendiri dan dengan teguh percaya akan kebaikan dan pemeliharaan Tuhan. Dia memberikan apa yang paling berarti baginya, seluruh penghidupannya. Dia bergantung pada Tuhan, bukan pada uang. Tuhanlah kekayaannya.
Banyak orang yang memberi dari kelebihan mereka. Mereka berbagi dari yang ekstra, yang tersisa. Mereka memberi apa yang tidak mereka butuhkan lagi dan terus hidup dengan nyaman.
Kapan terakhir kali kita memberikan persembahan yang paling berharga atau milik yang paling berharga bagi Yesus? Kapan terakhir kita membuat pengorbanan tertinggi bagi Yesus? Harus kita akui bahwa ada bagian dari kehidupan kita, aktivitas kita sehari-hari, atau bagian dari diri kita sendiri yang tidak kita serahkan sepenuhnya kepada Yesus.
Biarlah si janda miskin menunjukkan kepada kita bagaimana memberi tanpa menghitung-hitung, untuk berbagi apa pun yang kita butuhkan, dan memberi yang terbaik meskipun itu menyakitkan. Bukankah Yesus juga telah “mengosongkan diri”, memberikan hidup-Nya agar kita hidup?
Kita bisa memberi tanpa kasih, tapi tidak mungkin kita mengasihi tanpa memberi.
Bacaan hari ini: Tob. 12: 1,5-15,20; MT Tob. 13:2,6,7,8; Mrk. 12:38-44.