Sabda Hidup
Jumat, 16 Desember 2022, Jumat Pekan Advent III
Bacaan: Yes. 56:1-3a,6-8; Mzm. 67:2-3,5,7-8; Yoh. 5:33-36.
“Yohanes adalah pelita yang menyala dan yang bercahaya dan kamu hanya mau menikmati seketika saja cahayanya itu.”
(Yoh 5: 35)
Konteks perikope Injil hari ini adalah akhir pidato utama Yesus, yang dicatat dalam Yohanes 5:19-30. Yesus menantang orang-orang Yahudi yang meragukan-Nya. Dia menghadirkan tiga saksi yang mengkonfirmasi identitas dan otoritas Ilahi-Nya. Lawan-lawan Yesus menolak untuk menerima kuasa-Nya untuk berbicara dan bertindak dalam nama Allah. Mereka juga menolak untuk percaya bahwa Ia diutus oleh Bapa di surga. Mereka minta bukti bahwa Ia adalah Sang Mesias, Yang Terurapi dan Putera Bapa yang kekal. Yesus menjawab tuduhan mereka dengan menghadirkan saksi-saksi. Hukum Musa menentukan aturan bahwa bukti yang didukung dua atau tiga saksi adalah sah dan menentukan, sedangkan bukti yang didukung hanya oleh satu saksi tidak menentukan atau tidak berlaku. Dibutuhkan 2 atau tiga saksi.
Yesus mulai mempertahankan pernyataan-Nya dengan menunjuk Yohanes Pembaptis sebagai saksi-Nya, sebab Yohanes secara publik menunjuk Yesus sebagai Mesias dan berulang kali memberi kesaksian tentang Dia (lihat Yohanes 1: 19, 20, 26, 29, 35, 36). Yesus menyebut Yohanes sebagai pelita yang meyala dan bercahaya, yang menerangi hudi dan hati mereka yang siap untuk mendengarkan warta kenabian yang disampaikannya atas nama Tuhan. Sebuah lampu tidak menyala dengan sendirinya, tetapi harus dinyalakan dari sumber yang lain. Fungsi sebuah lampu adalah untuk menerangi kegelapan dan untuk menuntun orang. Yohanes menunjuk kepada Mesias yang datang, Yesus Kristus yang adalah sumber terang yang datang dari Allah. Yesus datang untuk membuka mata yang buta dan membebaskan orang dari kebutaan dosa, dari muslihat si jahat dan dari ketidaktahuan. Ia sendiri menyatakan, “Akulah terang dunia – barangsiapa mengikuti Aku tidak akan berjalan dalam kegelapan, tetapi akan memiliki terang hidup” (Yoh 8: 12).
Yesus menegaskan bahwa saksi yang kedua terhadap pernyataan-Nya bahwa Ia adalah Mesias adalah tanda-tanda dan mukjizat-mukjizat yang dibuat-Nya. Ia mengatakan bahwa mukjizat-mukjizat itu tidak menunjuk pada diri-Nya sendiri tetapi menunjuk pada kuasa Allah Bapa yang bekerja dalam dan melalui diri-Nya. Allah Bapa lah saksi-Nya yang tertinggi.
Yesus juga menegaskan bahwa Sabda Allah dalam Kitab Suci Perjanjian Lama, termasuk lima kitab pertama Musa, menunjuk kepada-Nya sebagai Mesias dan Juruselamat yang dijanjikan. Masalah para ahli Taurat dan orang Farisi adalah bahwa mereka tidak sepenuhnya mempercayai apa yang telah ditulis oleh Musa. Mereka menginginkan pujian dari orang-orang mereka sendiri dan karena mereka begitu terfokus pada diri mereka sendiri, mereka menjadi buta terhadap Tuhan dan kebenaran firman-Nya. Mereka begitu sibuk dengan posisi mereka sendiri sebagai penguasa dan penafsir hukum sehingga mereka menjadi keras kepala dan tidak mampu memahami Sabda Tuhan. Kesombongan mereka membuat mereka tuli terhadap suara Tuhan.
Allah menyingkapkan terang dan kebenaran-Nya kepada orang yang rendah hati. Kitab Suci memberi tahu kita bahwa Allah menyatakan diri-Nya kepada orang yang rendah hati, kepada mereka yang tidak mengandalkan diri mereka sendiri tetapi mempercayakan diri hanya pada Tuhan saja (Matius 11:25-27,29 dan Lukas 10:21-22). Orang yang rendah hati mendengarkan Sabda Tuhan dengan keinginan untuk belajar dan menaatinya. Tuhan Yesus mengungkapkan kepada kita pikiran dan hati Allah. Melalui karunia Roh Kudus Ia membuka telinga kita sehingga kita dapat mendengar suara-Nya dan Ia memenuhi hati dan pikiran kita dengan kasih dan pengetahuan tentang Allah. Apakah Anda percaya bahwa firman Tuhan memiliki kuasa untuk membebaskan Anda dari kebutaan dosa dan muslihat kejahatan? Jika Anda percaya pada firman-Nya, Anda akan mengetahui kebenaran dan kebenaran akan membebaskan anda berjalan di jalan kasih dan kebenaran-Nya (Yohanes 8:32).