Sabda Hidup
Rabu, 13 Juli 2022, Rabu Pekan Biasa XV
Bacaan: Yes. 10:5-7,13-16; Mzm. 94:5-6,7-8,9-10,14-15; Mat. 11:25-27.
Sekali peristiwa, seorang profesor datang kepada seorang guru Zen dan memohon, “Guru, tolong ajari saya jalan kehidupan. Untuk menyambut sang professor Guru itu menjamunya minum teh. Ia mengambil sebuah cangkir dan mulai menuangkan teh ke dalamnya. Tetapi ketika cangkir itu sudah penuh, guru itu tidak berhenti menuang teh ke dalamnya sehingga cangkir itu meluap. Melihat hal itu Profesor itu berkata, “Guru, berhenti! Mengapa Guru membuang-buang teh? Cangkir itu sudah penuh.” Kemudian guru itu berhenti menuang dan berkata, “Benar. Cangkir ini seperti Anda. Saya tidak bisa mengajari anda apa yang anda minta. Anda sudah menjadi cangkir yang sudah penuh. Hal pertama yang perlu anda lakukan adalah mengosongkan diri anda, barulah saya dapat mengajari anda.”
Dalam Injil hari ini Yesus bersyukur kepada Bapa karena Bapa telah menyembunyikan “semuanya” kepada mereka yang bijak dan pandai, tetapi menyatakannya kepada orang kecil. Siapa yang bijak dan pandai? Para Farisi dan ahli-ahli Taurat, yang menutup hati mereka terhadap warta Kerajaan Allah.
Lalu, apakah “semuanya yang tersembunyi” itu? Hal-hal apa yang disembunyikan kepada orang bijak dan pandai itu? Ternyata wahyu yang tersembunyi itu adalah Yesus sendiri. Siapa mengenal Yesus mengenal Bapa. Yesus sendiri mengatakan, “Barangsiapa telah melihat Aku, ia telah melihat Bapa,” (Yoh 14:9).
Kita perlu mengosongkan diri kita untuk menerima wahyu Tuhan. Perlu kerendahan hati dan mempercayakan diri sepenuhnya kepada Bapa, untuk semakin mengenal Yesus. Bersahaja dan menggantungkan diri pada-Nya. Sering kali kita harus belajar dari anak kecil. Anak-anak tidak complicated dan tidak penuh tipu. Bersembunyi di balik topeng dan mengembangkan tipu daya adalah kecenderungan yang kita pelajari seiring dengan jalannya waktu. Sedikit demi sedikit kita mulai menghitung-hitung, menggunakan pelbagai alasan, membatasi kemurahan hati kita, dan menyimpang dari kesederhanaan yang telah ditunjukkan oleh Tuhan. Kita harus berusaha untuk menjadi tulus di hadapan Tuhan, diri kita sendiri dan sesama, serta berusaha melaksanakan kehendak-Nya di atas segalanya.
Semoga kita semakin rendah hati dan semakin membuka diri bagi Yesus. Pengenalan akan Yesus bukanlah pengetahuan, tetapi relasi. Semakin kita mengenal-Nya, semakin kita dekat dengan-Nya.