Dalam film “Brother Sun and Sister Moon”, terdapat sebuah adegan yang menggambarkan St. Fransiskus menanggalkan segala-galanya hingga telanjang dan mengembalikan semua yang dia miliki kepada ayahnya. Semua orang heran dengan apa yang dia lakukan. Mereka tidak dapat mengerti, bagaimana seorang yang terbiasa dengan kehidupan bergelimang kemewahan, dipenuhi kemudahan dan kenyamanan, bisa meninggalkan segalanya: warisan, pengaruh, keluarga besar, hanya untuk memeluk kehidupan yang penuh kemiskinan dan ketidakpastian. Semua karena kata-kata Yesus dalam Injil hari ini: “Setiap orang yang siap untuk membajak tetapi menoleh ke belakang, tidak layak untuk Kerajaan Allah.” (Luk 9: 62).
Yesus menginginkan sebuah tanggapan total dan tak mendua terhadap undanganNya untuk mengikuti Dia: sebuah pemuridan radikal, kehidupan yang ditujukan khusus untuk misi-Nya, untuk hidup dalam kesederhanaan dan kepercayaan kepada-Nya. Bagaimana Fransiskus bisa menyerahkan segalanya? Dia bisa melakukannya karena dia sangat mencintai Tuhan dan mempercayakan diri kepada Dia yang Maha Kuasa dan Maha Kasih, yang tak akan membiarkannya kekurangan sesuatupun.
Kesalahan besar kita buat ketika kita menetapkan syarat tertentu dalam hubungan kita dengan Tuhan. Saya akan mengasihi Tuhan apabila ini dan itu….. Apakah Tuhan pernah menetapkan syarat tertentu saat Dia menciptakan dan mencintai kita? Bahkan ketika Allah Putra mati di kayu salib untuk kita, ia tidak menetapkan syarat apapun kepada kita. Cintanya kepada kita tidak bersyarat.
Yesus mengatakan kepada murid-murid-Nya dan kepada kita, sekali kita mengikuti Dia, pantang menoleh ke belakang. Dalam mengikuti Dia, tidak ada langkah mundur, no retreat. Kita mungkin tidak sama persis dengan St. Fransiskus dalam mengikuti Kristus. Namun kita dapat memilih untuk memperjuangkan yang baik, yang benar dan yang adil dalam hidup kita.
Bacaan Misa hari ini: Neh. 2:1-8; Mzm. 137:1-2,3,4-5; Luk. 9:57-62