Remah Harian

OPEN MIND

Pinterest LinkedIn Tumblr

Sabda Hidup

Rabu, 3 Juni 2020, Peringatan St. Karolus Lwanga dkk.

“Datanglah kepada Yesus beberapa orang Saduki, yang berpendapat, bahwa tidak ada kebangkitan. Mereka bertanya kepada-Nya: “Guru, Musa menuliskan perintah ini untuk kita: Jika seorang, yang mempunyai saudara laki-laki, mati dengan meninggalkan seorang isteri tetapi tidak meninggalkan anak, saudaranya harus kawin dengan isterinya itu dan membangkitkan keturunan bagi saudaranya itu. Adalah tujuh orang bersaudara. Yang pertama kawin dengan seorang perempuan dan mati dengan tidak meninggalkan keturunan. Lalu yang kedua juga mengawini dia dan mati dengan tidak meninggalkan keturunan. Demikian juga dengan yang ketiga. Dan begitulah seterusnya, ketujuhnya tidak meninggalkan keturunan. Dan akhirnya, sesudah mereka semua, perempuan itupun mati. Pada hari kebangkitan, bilamana mereka bangkit, siapakah yang menjadi suami perempuan itu? Sebab ketujuhnya telah beristerikan dia.” Jawab Yesus kepada mereka: “Kamu sesat, justru karena kamu tidak mengerti Kitab Suci maupun kuasa Allah…..” (Mrk 12 : 18 – 24)

Penalaran manusia adalah anugerah yang luar biasa yang dianugerahkan oleh Tuhan kepada setiap pria dan wanita. Pengetahuan manusia memungkinkan kita memiliki budaya kita, mengembangkan budaya kita menjadi peradaban, memungkinkan berbagai penemuan kita, dan teknologi inovatif. Namun Injil hari ini menggambarkan apa yang terjadi ketika seseorang mulai lebih mempercayai logika mereka.

Logika yang berlebihan kehilangan arah. Saya percaya bahwa alasan utama Tuhan untuk menanamkan akal dan pengetahuan adalah bahwa melalui itu manusia mencari terang dan kebenaran. Orang yang mencari kebenaran di dalam kerendahan hati dan kejujuran, akan menemukan pencerahan ketika ia menggunakan penalaran dan penarikan kesimpulan yang tepat. Orang Saduki dalam kisah ini mempergunakan penalaran bukan untuk mencari pencerahan. Malahan, mereka menggunakan penalaran untuk membenarkan ide yang bengkok yang mereka pegang secara mutlak. Dengan cara itu mereka menyalahgunakan penggunaan penalaran. Orang yang ingin mencari kebenaran harus membuka pikiran dan hatinya.

Orang dengan pemikiran yang terpelintir akan terpenjara oleh imaginasinya sendiri yang terpelintir. Memang benar apa yang dikatakan oleh Frank Zappa: “A mind is like a parachute. It doesn’t work if it is not open. Pikiran itu seperti parasut, ia tidak akan berfungsi kalau tidak terbuka.”

Indah bunga mawar merah,
tempat bermain si anak lebah.
Pagi ini pagi yang cerah,
semoga kita berlimpah berkah.

Bacaan misa hari ini: 2Tim. 1:1-3,6-12Mzm. 123:1-2a,2bcdMrk. 12:18-27

Author

Write A Comment